“Tidaklah seseorang dapat berjalan secara terarah jika tidak memiliki panduan”
(lala di batas maya)
Memasuki Forum Lingkar Pena merupakan hal yang gampang-gampang susah untuk dilakukan. Karena memutuskan untuk bergabung dalam forum penulis ini berarti berani berkomitmen untuk menjalani aktivitas menulis secara kontinyu. Tidak sembarang jenis tulisann bisa dipublikasikan di sini. Ada beberapa aturan yang mengikat para penulisnya. Namun, kebebasan berkreasi tetaplah dijunjung tinggi.
Mengenal latar belakang FLP
Forum Lingkar Pena diprakarsai oleh Helvy Tiana Rosa, Muthmainah , Asma Nadia serta bebrapa mahasiswa sastra Universitas Indonesia. Setelah diskusi mengenai minat baca remaja yang cenderung meningkat, mereka pun menyimpulkan bahwa masyrakat membutuhkan bacaan bermutu untuk dikonsumsi. Maka tanggal 22 Februari 1997 pun terbentuk Forum Lingkar Pena. Helvy Tiana Rosa terpilih menjadi ketua umum.
Di cabang Semarang sendiri, Forum Lingkar Pena kali pertama dibentuk oleh Afifah Afra dari zona Tembalang. Tepatnya 22 Februari 1999. Kepengurusan selanjutnya masih dipimpin dari zona Tembalang, yaitu Rias Nurdiana. Setelah geliat sastra tampak subur di zona Gunung Pati, panji FLP Cabang Semarang pun mampir di FLP Ranting Gunung Pati oleh Wahyu Saputra.
FLP Cabang Semarang terdiri atas empat ranting, yaitu Tembalang, Pleburan, Ngaliyan, dan Gunung Pati. Pemecahan wilayah ini disebabkan kondisi geografis di wilayah semarang yang berupa perbukitan sedikit menghambat pengumpulan anggota. Keterbatasan lain yang dihadapi akhirnya membawa pada keputusan untuk membagi pengurus cabang ke dalam empat pengurus ranting. Meskipun demikian, alur kerjanya tetap dalam pantauan FLP Cabang Semarang.
Mengenal Visi dan Misi di Balik Logo FLP
Forum Lingkar Pena ini berlambangkan huruf capital F, L, dan P. Di bawah huruf F dan L, tertulis kepanjangan FLP (Forum Lingkar Pena dan di bawah huruf FLP tertulis Cabang Semarang). Huruf F berwarna biru. Huruf L berwarna putih berbentuk buku yang terbuka dengan bulatan merah di atas kanan, dan dapat juga dilihat seperti mata pena. Huruf P berwarna biru dengan posisi kaki lebih panjang daripada huruf F dan L, dengan lekukan yang menjorok ke arah bulatan merah huruf L sehingga bentuknya bisa dilihat seperti orang sedang ruku’ atau orang membaca buku.
Makna logo tersebut adalah sebagai berikut:
Huruf “F” melambangkan keterbukaan bagi siapa pun untuk bergabung dalam aktivitas membaca dan menulis. Huruf “L” yang seperti lembaran buku terbuka dengan bulatan merah di atasnya dan menyerupai orang yang sedang membaca, melambangkan aktivitas membaca yang tak pernah henti. Huruf “L” juga melambangkan mata pena, yakni aktivitas menulis. Huruf “P”, bersama dengan huruf ”L” menyerupai orang yang sedang menjenguk buku, melambangkan orang yang tak henti membaca sambil terus menegakkan penanya. Ini berarti bahwa aktivitas membaca dan menulis tak pernah terpisahkan. Melambangkan juga orang yang sedang ruku’ yang bermakna selalu mengagungkan Allah dalam setiap guratan penanya.
Sementara dari warna logo dapat diketahui makna sebagai berikut:
a. Biru berarti universalitas .
b. Putih berarti aspiratif dan konsistensi.
c. Merah berarti pencerahan.
Dari pemaknaan terhadap logo tersebut, visi FLP disimpulkan. Forum Lingkar Pena bertujuan menjadi sebuah organisasi yang memberikan pencerahan melalui tulisan. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilaksanakan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Meningkatkan mutu dan produktivitas karya anggota sebagai sumbangsih berarti bagi masyarakat.
b. Membangun jaringan penulis yang menghasilkan karya-karya berkualitas dan mencerdaskan.
c. Meningkatkan budaya membaca dan menulis di kalangan masyarakat.
d. Mengupayakan penerbitan hasil karya anggotanya.
Secara lebih mendalam, Forum Lingkar Pena menjalankan 3 fungsi utama sebagai sebuah organisasi Penulis. Fungsi pertama, pembinaan. Pembinaan ini diberikan kepada anggota FLP dalam bentuk Kelas Menulis. Pembentukan jaringan sebagai fungsi kedua bertujuan untuk membuka wawasan dari para pengurus maupun anggota agar mengenal dunia lain di luar zona aman mereka. Sementara fungsi distribusi dimaksudkan untuk membantu para penulis FLP memasukkan karyanya ke penerbit-penerbit sesuai genre karya yang dibuat.
Kepengurusan di FLP Cabang Semarang sendiri tidak jauh berbeda dengan FLP di daerah lain. Kepengurusan inti terdiri atas MPP/Dewan Penasihat, Ketua Cabang, Departemen HRD/PSDM, Departemen SS/Pengembangan Jaringan, dan Departemen Karya. Di beberapa ranting yang ada, penyusutan departemen disesuaikan dengan SDM dan kebutuhan di ranting masing-masing.
Setelah mengenal seluk beluk Forum Lingkar Pena, khususnya FLP Cabang Semarang, peserta Kelas Menulis dapat mulai merancang karya seperti apa yang sesuai dengan visi FLP. Dengan demikian peserta dan tutor dapat belajar untuk saling mengkritisi karya yang dibuat agar dapat memberikan nafas baru pada pembacanya.
Ingat selalu kunci menjadi penulis sukses. Menulis, kemudian menulis, dan dilanjutkan dengan menulis. Terus gali ide dari lingkungan terdekat. Hal yang paling menyentuh bukan hal luar biasa yang jauh dari jangkauan pembaca, melainkan kondisi yang paling dekat dengan dirinya. Banyak hal yang sama namun dialami oleh orang-orang yang berbeda. Misalnya Bahagia.
Semua siswa bahagia ketika memperoleh nilai yang bagus. Semua karyawan bahagia ketika ada kenaikan gaji. Dan semua penulis bahagia ketika bisa menulis.
Yuk menulis!
Forum Lingkar Pena, Berbakti, Berkarya, dan Berarti!”
Ketua FLP Cab. Semarang 2010
0 Komentar:
Post a Comment