• Serah Terima Amanah

    Serah Terima Amanah dari Syah Azis Perangin Angin (Ketua FLP Semarang 2011 - 2014) kepada Muh. Hafidz Nabawi (Ketua FLP Semarang Periode 2014 - 2016). Semoga dapat membawa FLP Semarang menjadi lebih baik. Amin...

  • Pelantikan Pengurus Wilayah FLP Jateng di Semarang

    Pelantikan Pengurus FLP Wilayah jawa tengah di SDIT Cahaya Bangsa Semarang. Semoga amanah ya... Amin..

  • Open Recruitmen Anggota FLP SMG

    Berpose setelah selesai mengikuti Rekrutmen Anggota Baru FLP Semarang... Ayo, Tunjukkan Orange-Mu.. Menanti karya Flpers Semarang... Semoga makin produktif... Amiin..

Saturday, March 7, 2015

REVALUASI

by Lala di batas maya

hari-hari telah menua
keriput senja tak lagi menawan
rimbun dosa kian membuncah
adakah jeda untuk sekedar hela?

titian menit tanggalkan detik
mendulang rumit berbisik-bisik
tergamit resah di tiap desah
adalah pasrah muara berserah

temali jari-jari tak lagi menari
kerjap mata menjauh dari purnama
penyenandung kalam bungkam melantun
di manakah jasad iman terjatuh?

pagi tak mau bersambut embun
siang enggan berbalut mendung
dan senja mulai tertawan renta
hingga malam-malam padam
sinar gemintang hilang pendar
mungkin di titik itulah
dian hati terkapar

oh, adakah semilir di hening pikir
menyertakan kabar dari langit
tentang enggan kapankah beringsut
dari hati nan makin kusut

Ramadhan,1435 H

Cerbung :Semesta Parallel



INTO THE VOID

Seri 1
Oleh : Izgar

Ffuuhh…, melelahkan.Ujian akhir semester kali ini seperti berbeda dari biasanya. Melampaui jam yang normal. Yah, mungkin tidak bisa disalahkan Pak Sandy.Beliau memajukan waktu ujian Kalkulus, jadi satu di hari Jumat. Karena harus berangkat memenuhi panggilan kuliah di Oxford sana. Yah, hikmahnya kami jadi punya penambahan waktu libur sehabis ujian.Walaupun penambahan itu menyumbang pening di kepala. Ah, sepertinya aku harus jalan sore lagi ini.
Melewati jalur yang biasa ku pakai menuju persimpangan Milo.Sendiri.Tanpa kendaraan.Aku menikmati waktu sunyiku ini.Biasa dilakukan saat sedang mengalami tekanan.Dalam bentuk apapun.Beberapa diantaranya saat kepala dalam keadaan begini.Di tengah perjalanan, memori membawaku ke tanah kelahiran.Ambon.Pada keluarga nun jauh disana. Ah, bagaimana keadaan Ibu di rumah. Tidak terasa sudah lewat enam tahun sejak konflik terjadi.
Pada jembatan penyeberangan, mataku menerawang di sepanjang jalan Imam Bonjol. Mengingat-ingat apa yang sudah dilalui hingga kini. Ku sadari ‘bakat’ ini tidak begitu berguna pada perjuangan di kota ini. Tidak seperti enam tahun yang lalu.Sementara penampakan mereka yang tak terlihat membuat gamang benak ini.Suara-suara mereka.Perkataan-perkataan mereka. Ahh.., aku berharap berada di tempat lain. Di waktu yang berbeda.Dimana kekuatan ini bisa berguna bagi banyak orang.Bukan malah membuat mereka ketakutan.
Seakan ada percikan hangat tumbuh di kedalaman dada.Tiba-tiba pening yang amat sangat menghantam kepalaku.Membuat pijakan limbung.Berpegangan pada pagar pembatas, aku merasa tanah bergoyang bak ombak.Semua bangunan runtuh.Bukan.Bukan hanya bangunan.Namun juga langit.Pohon.Tanah.Menampakkan kegelapan pekat dibaliknya. Tidak butuh waktu lama hingga semua kegelapan itu menyelimutiku…
Suara gelembung?Tekanan menyesakkan?Ada rasa aneh mampir di lidah.Satu yang bisa kupastikan.Ada air yang baru saja lewat di mulutku.Segera kubuka mata.Agak pedih.Di tengah keburaman pandangan, terlihat di depanku pemandangan gedung-gedung tinggi di sekitar sebuah perempatan besar.Banyak diantaranya sudah rusak berat.Jendelanya runtuh menganga.Mobil-mobil aneh yang teronggok di tengah persimpangan.Namun satu yang mencekat, semua tertutup air.Entah seberapa tinggi.
Terdengar lenguhan dari belakang.Aku menoleh.Sebuah bentuk hitam raksasa mendekat.Mulutnya terbuka lebar.Menampakkan sederetan taring tajam dengan pinggiran bergerigi.Panic, aku segera berenang menjauhi makhluk tak dikenal itu.Meski mungkin, sedikit harapan untuk bisa menjauhinya.Namun tiba-tiba, sebuah dentuman diiringi gelombang menghantam.Melemparku kedepan.Menjauh dari bentuk hitam itu.Tapi sebuah benda keras menabrak dari belakang.Mulut terbuka melepaskan jeritan.Hanya gerombolan gelembung yang keluar dan gelombang air yang masuk tanpa ampun.Aku terlempar lebih cepat.Secara tak terkendali mengarah ke salah satu dinding gedung di kiri jalan.
Tidak bisa memikirkan jalan keluar apapun, aku hanya bisa pasrah.Kejadian itu begitu cepat.Semua serba tiba-tiba.Udara pertama segera menyentuh cuping hidung.Membuat napas terbatuk.Perlahan kubuka mata.Terlihat seorang kakek berdiri sekitar dua meter dariku.Ia memakai alat seperti bando perempuan yang terhubung dengan banya kabel pada kedua meja kecil di sisi kanan dan kiri tubuhnya. Tubuhnya terlihat kekar.Ia setengah menoleh padaku.
“Kau tak apa-apa, nak?” tanyanya.
Aku hanya mengangguk.
“Baik. Berpeganglah, nak,” lanjut kakek itu sembari mencondongkan diri kedepan.“Ini akan sedikir ‘seru’.”
Tiba-tiba sebuah daya menghempaskanku hingga tersandar dinding.Kulihat sekeliling. Ruangan ini mungkin hanya seluas lima kali tiga meter. Di selimuti dinding tak kasat mata yang mencegah air masuk kedalam.Setidaknya itu yang kusimpulkan.Tapi semua itu segera patah saat kusentuhkan jari pada permukaan dinding itu.Tidak ada sesuatu yang keras pada permukaannya.Setengah dari jari masuk kedalam air tanpa membuat batas itu bocor.Karena tekanan yang luarbiasa besar membuat jariku terdorong kebelakang hingga terasa sakit. Segera kutarik ia.
Kendaraan ini melaju kencang.Menembus kedalaman suram.Melesat diantara gedung-gedung besar dalam berbagai bentuk dan ukuran.Dihadapannya makhluk seperti ikan itu.Berenang dalam kecepatan tak normal bagi ukuran tubuhnya. Sesekali si kakek menembakkan sesuatu seperti torpedo mini kearah sisi ikan itu. Yang meledak dan membuat makhluk itu merubah arah. Sudah sekitar sepuluh torpedo ditembakkan. Makhluk itu berenang hingga daerah terbuka.
“Haha…. Dia masuk jebakanku!” gelegarnya bersemangat. “Lihatlah, nak! Akan kubungkam makhluk sialan itu!”
Dengan bersemangat, ia menekan beberapa tombol. Sebuah jaring luarbiasa besar melesat dari bawah dan menjerat makhluk itu tanpa peringatan.Ikan raksasa itu meronta sekuat tenaga. Tapi entah dari bahan apa jaring itu terbuat. Makhluk aneh itu tak bisa lepas dari jeratnya. Si kakek menarik alat yang padanya terhubung kabel metal hingga dua meja kecil. Dari kanan dan kiri kendaraan ini keluar lengan logam dengan alat aneh pada ujungnya.Alat tersebut mengeluarkan tiga batang logam dari puncaknya. Tiga batang itu berhenti pada jarak lima meter dari lengan. Antara dasar dan ujungnya memancar laser berwarna biru terang. Dan tiga garis laser itu berputar mengikuti tiga batang logam dibaliknya.
“Nah, apa yang bisa kau lakukan sekarang bocah tengik!” dengus si kakek sembari mengendalikan kendaraannya mendekati makhluk itu perlahan.
Ikan raksasa itu menggeliat.Pada kedua sisi kepalanya air seperti membentuk pusaran dengan ujung permukaan kulitnya. Tanpa kuduga, ia menembakkan gelombang udara raksasa kearah kami. Tak ada rasa takut, pria tua itu melesatkan kapal selamnya menyongsong peluru si ikan.
“Percuma!” serunya sembari menyilangkan kedua tangannya kedepan dilanjutkan dengan gerakan seperti menebas sesuatu.Kedua lengan logam itu bergerak seirama dengan si kakek.Dan alat aneh tadi, yang sepertinya berfungsi sebagai pedang, membelah gelombang yang datang mendekat.
Namun dibaliknya ternyata ada gelombang yang lebih kecil tapi lebih padat.Membuat kapal ini terhempas kesamping.Goncangan yang terjadi melemparku hingga menabrak dinding.Pria tua itu mengomel keras.Torpedo kembar ditembakkan dan mengenai makhluk itu dengan telak.Di tengah goncangan tadi, pandanganku menangkap sesuatu yang mengkhawatirkan.Setelah kapal kembali stabil, pandanganku melayang ke sekitar.Dan memang, sesuatu itu nyata adanya.
“Awas kau binatang setan!” maki si kakek. Namun sebelum ia menerjang makhluk hitam itu, aku segera meremas bahunya. Ia mengendikkan bahunya sambil berkeras, “Jangan sekarang, nak! Aku harus menghabisi biang kehancuran ini! Sekarang!”
“Kanan dan kiri!!” jeritku tiba-tiba.
Ia memalingkan wajahnya menurut petunjukku. Dan pemandangan itu segera memaksanya untuk terdiam.Sekitar tujuh ikan raksasa itu mengunci setiap jalan keluar dari tanah lapang tersebut.Mengepung kami tiga ratus enam puluh derajat.Bisa saja si kakek memaksa kapalnya menuju permukaan.Namun tidak ada jalan keluar disana.Dan bukan tidak mungkin makhluk-makhluk itu menyusul sebelum kita sampai permukaan. Tidak ada kata lain. Bertarunglah pilihannya.
“Ini buruk,” gumam si kakek.
“A-apa kakek pernah mengalami h-hal ini sebelumnya?” tanyaku terbata.
“Pernah. Ketika puncak usiaku.Aku berhasil mengalahkan tiga dari mereka,” jawabnya pelan.
“J-jika pernah melakukan. P-pasti kakek bisa melakukannya lagi sekarang.”
“Entahlah, nak. Kondisiku berbeda dengan jaman itu.Tidak segesit saat itu.Satu ekor bisa kuatasi.Tapi belum tentu jika lebih dari itu.”
Kata-katanya membuatku lemas sekaligus panas. Aku, yang asing disini, harus berhadapan dengan orang yang sepertinya professional namun segera lemah saat tantangan yang sama sulit kembali datang. Tanpa peduli apa yang terjadi selanjutnya, aku berseru “Saya adalah orang asing disini! Tidak mengenal kakek sama sekali! Tapi dilihat dari pengejaran tadi, saya yakin kakek punya pengalaman yang banyak mengatasi makhluk ini. Kakek mengaku pernah melewati situasi yang mirip dan berhasil mengalahkan mereka! Kakek punya kemampuan itu! Dan sekarang tantangan itu kembali! Apakah kakek akan menyerah!? Jika ini adalah akhir, biarkan ini menjadi akhir yang membanggakan!”
Aku sudah tidak memikirkan apapun lagi.Jika ini adalah ujung hidupku, biarkan ini menjadi usaha terbaik dalam menghargai kehidupan dari-Nya.Kakek itu tersenyum kearahku.Aku membalas senyumnya sembari memasang mimik bersemangat.
“Akhir yang membanggakan? Baiklah, nak.Berpegangan!” ujarnya.Kapal meluncur ke salah satu dari tujuh makhluk raksasa itu.Kedua pedang sinar bersilangan pada kedua sisi kapal.“Kita selesaikan ini dengan cepat!”
“Yeah!” jeritku bersemangat.
Namun pening itu kembali lagi.Aku limbung.Dunia terasa berputar.Semua berpilin.Melebur dalam putaran yang cepat.Segera semua citra menyatu membentuk pusaran berujungkan mulut menganga ikan tersebut.Ujung gelap itu segera menyergap.Menangkap kesadaranku dan membawanya pergi. Ah, inilah akhirnya.

*bersambung*

Monday, February 16, 2015

Membaca "Sastra"



SEKOLAH MENULIS PERDANA FLP CABANG SEMARANG 2015-2016

Semarang-Muhammad Hafidz Nabawi (Ketua FLP Semarang), membuka acara sekolah menulis perdana setelah dipersilahkan oleh Mahrus, pembawa acara pada hari Ahad, 15 Februari 2015 bertempat di panggung terbuka kampus UNISULA yang terletak di jalan Kaligawe, Semarang, kurang lebih pukul 10.00 WIB. Nabawi membuka agenda tersebut dengan puisi yang dibuatnya pada tanggal 21 Januari 2015, berjudul "Sajak Tak Berirama". Meskipun 14 peserta harus menunggu cukup lama karena seharusnya berdasarkan undangan agenda tersebut dimulai pukul sembilan, mereka masih tetap bersemangat dan sabar. Peserta yang berasal dari pengurus dan wajah baru dari UNISULA dan UNDIP pun tetap aktif meramaikan agenda tersebut. 

Sedikit kendala yang dihadapi adalah adanya pergantian fasilitator karena terjadi miskomunikasi. Seharusnya PJ materi saat itu adalah Lala, akhirnya digantikan oleh PJ Sekolah Menulis dari divisi Kaderisasi FLP Semarang, Syah Azis Perangin-angin. Dia mengawali materi "Membaca Sastra" dengan menceritakan kisah mbak Asma Nadia dari kecintaannya pada tulisan hingga kemudian menjadi penulis seperti sekarang. kisah tersebut didapatnya dari sebuah program di salah satu tv swasta. Kemudian dia membandingkan pengalaman pribadinya ketika dulu mendapati novel pada masa remajanya di tahun 90-an yang menurutnya kurang membawa dampak yang baik pada pembacanya. Berdasarkan kegelisahan yang sama itulah dia mulai menulis dan tertarik dengan FLP di mana sesuai visinya, FLP ingin menyumbangkan literasi yang tidak sekadar menghibur, tetapi juga mencerahkan.

Sunday, February 15, 2015

Open Recruitment 2015 FLP Semarang

Open Recruitment 2015 FLP Semarang.



O P E N   R E C R U I T M E N T
FORUM LINGKAR PENA (FLP)
CABANG SEMARANG
Laman: www.flp-semarang.blogspot.com
E-mail: lingkarsemarang@gmail.com; SMS/WA: 0838-3891-7178
PENDAFTARAN: 15 FEBRUARI 2015 - 14 MARET 2015


PERSYARATAN:

Mengirimkan 2 (dua) buah karya tulis: 1) Motivasi masuk FLP dengan tema: “Aku, FLP, dan Dakwah Kepenulisan”; 2) Karya Bebas (artikel/puisi/cermin). Panjang tulisan maksimal 3 (tiga) halaman. Sertakan data diri berupa nama lengkap, tempat/tgl. lahir, alamat, pendidikan, no. hp, web blog, e-mail, fb/twitter, photo close-up. Kirim via e-mail ke: lingkarsemarang@gmail.com.

Bersedia mengikuti Technical Meeting dan Wawancara, pada hari Ahad tanggal 15 Maret 2015 di halaman perpustakaan UNISSULA Pkl. 08.30 Wib s/d 11.30 Wib.

Bersedia mengikuti Kelas Menulis, 29 Maret, 12 April, 26 April, dan 10 Mei 2015 di halaman perpustakaan UNISSULA Pkl. 08.30 Wib s/d 11.30 Wib.

Bersedia mengikuti Workshop Kepenulisan (info waktu, tempat, dan biaya menyusul kemudian).

Batas Akhir Pendaftaran: Sabtu, 14 Maret 2015.

Dari kami yang peduli kepenulisan…
Oleh kami yang cinta berkarya…
Untuk kita yang bercita-cita menjadi penulis…
“Berkarya, Berbakti, Berarti”.

Monday, January 26, 2015

Pelantikan FLP Cabang Semarang Periode 2015-2016

Bismillahirrahmaanirrahim

Ba'da tahmid wa shalawat, 'amma ba'du,


"terbang gelatik di langit biru,
  gerak berarak seirama kinanti,
  saat terlantik pengurus baru,
  terkikis habis masa menanti"




Barakallah, atas terlantiknya pengurus terpilih FLP Cabang Semarang Periode 2015-2016 pada hari Ahad, 25 Januari 2015 di Kuttab Al Fatih.

Ketua

M. Nabawi

 

Sekretaris

Siti Mu'awanah

 

Bendahara

Titi R.H.

 

Divisi HRD

Syah Azis P., 
Anny R.

 

Divisi Karya

Roh Agung W.
Fatikhah Mei A.

 

Divisi Infokom

Winas Nazula F.M


Semoga tetap semangat dalam membangun kembali gelombang kepenulisan di Semarang.

Sunday, January 11, 2015

Menelisik Pusat Kota Semarang

Oleh: Syah Azis Perangin Angin, pegiat FLP Semarang.

Di awal tahun 2015, tepatnya pada tanggal 01 Januari 2015, saya bersama istri berlibur di kota Semarang. Salah satu tempat yang kami kunjungi adalah pusat Kota Semarang. Namun pada hari tanggal 01 Januari 2015, kondisi di pusat Kota Semarang tersebut cukup memperihatinkan karena padam malam harinya telah dijadikan sebagai tempat konser malam perayaan malam Tahun Baru.

Sebagian besar orang mungkin berfikir bahwa pusat Kota Semarang adalah Simpang Lima atau di Sekitar Tugu Muda. Pendapat itu adalah pendapat yang tidak tepat. Pusat sesungguhnya kota semarang berada di ujung timur Jalan Pemuda dekat dengan Jembatan Berok. Pusat Kota Semarang ditandai dengan sebuah tugu yang berada di tengah taman di antara Gedung Keuangan Negara dan Gedung Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Jawa Tengah. Tugu tersebut dinamai dengan Tugu Semarang Nol Kilometer.

Ketika Anda sedang dalam perjalanan menuju Kota Semarang, barangkali Anda sering melihat penanda sebagai penunjuk jarak menuju kota. Misalnya SMG 30KM, artinya jarak dari tempat tersebut adalah sejauh 50 km menuju pusat kota semarang yang berada di Semarang Nol Kilometer.

Yang mungkin juga tidak terpikir oleh kita adalah bahwa fungsi lain dari penanda ini adalah untuk memudahkan orientasi seseorang yang berada di dalam kota. Penomoran jalan sesungguhnya berpatokan pada titik nol kilometer tersebut. Semakin dekat dengan tugu, nomor jalan semakin kecil; semakin jauh dengan tugu berarti nomornya semakin jauh. Namun sekarang, sistem penomoran ini hampir sudah tidak dianut lagi.

Sayang, Tugu Semarang Nol Kilometer ini rasanya kalah pamor dibandingkan dengan objek-objek lain di Kota Semarang sehingga tidak banyak diperhatikan orang. Pemerintah menandai pusat sesungguhnya Kota Semarang hanya dengan sebuah tugu mungil setinggi + 2 meter pada sebuah taman berukuran kecil. Atap tugu tersebut dibuat berbentuk joglo, dan keempat sisinya berhiaskan lambang Kota Semarang, dan bagian bawah terdapat tulisan “Semarang Nol Kilometer” dengan warna emas.       

Tugu Semarang Nol Kilometer merupakan salah satu situs bersejarah Kota Semarang meskipun tugu tersebut tidak diketahui secara pasti kapan pembuatannya. Namun tenda itu sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda, sekitar tahun 1906. Penentuan itu mengacu pada tradisi Eropa yang dianut Pemerintah Belanda yang menjadikan kantor pos sebagai sentrum kota. Dan Tugu Semarang Nol Kilometer ini berada di ujung Jalan Pemuda, tempat Kantor Pos Besar Kota Semarang berada.

Tidak jauh dari Tugu Semarang Nol Kilometer ke arah Timur Laut terdapat banyak situs bersejarah yang sayang untuk dilewatkan. Tidak Jauh dari tugu terdapat Kali Berok yang tempo doeloe digunakan sebagai jalur pelayaran kapal-kapal barang sehingga bisa memasuki kota. Setelah menyeberangi jembatan Kali Berok, Anda dapat menikmati pemandangan bangunan-bangunan lawas yang dibangun sejak zaman penjajahan Belanda. Kawasan tersebut dikenal dengan Kota Lama yang merupakan pusat Kota Semarang tempo doeloe.

Dari Tugu Semarang Nol Kilometer ke arah Tenggara terdapat Pasar Johar yang merupakan pusat perbelanjanaan tradisional Kota Semarang. Pasar Johar pada tempo doeloe merupakan alun-alun Kota Semarang namun sekarang telah tergusur dengan keberadaan pasar tersebut. Pasar Johar juga berdampingan dengan Masjid Agung Semarang atau Masjid Besar Kauman yang pada masanya digunakan sebagai pusat penyebaran agama Islam di Semarang. Masjid ini dibangun oleh Ki Ageng Pandanaran, pada awal ke-16 sebagai pusat penyebaran Islam di Semarang.
Semarang, 04 Januari 2015.

Saturday, January 10, 2015

Kompetisi Menulis Arthinkle "A New Journey"

Selamat tahun baru 2015! Mari kita memulai tahun yang baru dengan penuh semangat untuk mengejar tujuan yang ingin kita capai di tahun ini. Di tahun yang baru ini, Arthinkle bekerja sama dengan Level Up Community adalah strength based social enterprise. Yang memiliki visi terjadinya generasi manusia Indonesia yang seutuhnya, yaitu menemukan dan menghidupi strength-nya sehingga tidak sibuk berkompetisi dengan orang lain tetapi justru sibuk membangun sinergi untuk Indonesia yang lebih baik. Saat ini Level Up Community sudah terbentuk di 3 wilayah : Jakarta, Banten dan Semarang. Dalam waktu dekat Bandung akan segera menyusul.

Arthinkle dan Level Up berkolaborasi mengadakan lomba menulis dengan tema :
"A New Journey"
Bagikan inspirasi kamu yang berhubungan dengan tema di atas. Seperti contohnya, bagaimana kita memulai dan menjalani rencana kita atau bagaimana kita mengenali kekuatan kita untuk menghadapi tantangan yang ada, tips menyemangati diri agar tidak mudah menyerah, ide supaya kita bisa memberikan dampak pada kehidupan orang lain dan masih banyak hal lain yang bisa dibagikan untuk membangun tahun yang lebih baik. Tulisan bisa berhubungan dengan dunia kerja, karir,  kepemimpinan, dunia pendidikan, pengelolaan keuangan, hubungan pacaran / pernikahan, keluarga atau aspek kehidupan lainnya. Tulisan harus bersifat membangun dan menginspirasi orang lain untuk kehidupan yang lebih baik.

Mekanisme Kompetisi:
Peserta wajib mempublikasikan artikel di situs www.arthinkle.com dan menggunakan tag “A New Journey”. Caranya dengan klik "Start Sharing" di halaman www.arthinkle.com/articles. Tetapi perlu sign up / login dulu ya.
Artikel harus merupakan hasil karya sendiri, bukan saduran, bukan terjemahan, dan tidak melanggar syarat & ketentuan pada situs. Artikel harus bersifat inspiratif dan bukan berupa cerpen atau novel. Artikel terdiri dari 400 – 800  kata.
Peserta wajib mengirimkan data pribadi (nama, nomor HP, akun sosial media (Facebook / Twitter / Instagram / Google+), dan URL dari artikel yang diikutsertakan pada lomba) ke email: support@arthinkle.com, sebelum kompetisi berakhir.
Periode kompetisi dimulai pada tanggal 7 Januari 2015 pukul 00.00 WIB dan berakhir pada tanggal 6 Februari 2015 pukul 22.00 WIB.
Peserta diperbolehkan untuk mengikutsertakan lebih dari 1 artikel.
Peserta harus berdomisili di Indonesia dan tidak ada batasan usia.
Bahasa boleh menggunakan Bahasa Indonesia atau Inggris dan tidak boleh menyangkut SARA.
Kriteria penilaian :

1. Semua artikel yang masuk akan kami filter sehingga hanya yang menginspirasi yang akan kami publikasikan di Arthinkle.
2. Ada 2 kategori pemenang :
Editors’ pick : Penilaian ditentukan oleh team editor Arthinkle berdasarkan isi, format dan tata bahasa tulisan tanpa dipengaruhi oleh jumlah like pada artikel.
Members’ pick : Berdasarkan banyaknya LIKE yang didapatkan dari artikel yang di publikasikan sampai dengan periode kompetisi berakhir, yaitu pada tanggal 6 Februari 2015 pukul 22.00 WIB.
3. Satu orang hanya berhak mendapatkan 1 jenis hadiah.
4. Peserta yang menggunakan cara yang tidak sah untuk menambahkan jumlah like, seperti menggunakan bot /  membuat akun palsu akan didiskualifikasi.
5. Pengumuman pemenang akan dilakukan melalui situs ini dan media sosial Arthinkle selambat lambatnya pada tanggal 12 Februari 2015.
6. Tim Arthinkle.com akan menghubungi para pemenang untuk pengambilan hadiah via email paling lambat 2 minggu setelah pengumuman pemenang dilakukan.
7. Keputusan hasil pemenang adalah final dan tidak dapat diganggu gugat.

Hadiah :
Kategori Editors' pick :
Juara 1 : 1.000.000
Juara 2 : 500.000

Kategori Members' pick :
Juara 1 : 1.000.000
Juara 2 : 500.000

Para pemenang juga akan mendapatkan sertifikat kolaborasi Arthinkle dan Level Up.

Image Credit By www.globaltraining.org
Tips untuk Memenangkan Kompetisi Menulis Arthinkle.com :
Semakin banyak artikel yang kamu publikasikan, maka kesempatan kamu untuk menjadi juara juga semakin besar.
Periksa kembali penulisan artikel untuk meminimalisir kesalahan tulisan.
Ingat untuk mempromosikan artikel yang kamu buat di semua akun sosial media yang kamu punya secara rutin dan jangan lupa untuk mention kami di @arthinkle.
Minta semua teman-teman kamu untuk melakukan LIKE di artikel yang kamu publikasikan di www.arthinkle.com apabila ingin memenangkan ketegori members’ pick.
Isi twitter account kamu di profile page Arthinkle kamu untuk mempermudah kami mention nama kamu di Twitter kalau diperlukan.
Klik link di bawah ini untuk mem-follow akun sosial media kami supaya kamu tidak ketinggalan berita terbaru dari kami termasuk pengumuman pemenang:

Facebook Fan Page : www.facebook.com/arthinkledotcom
Twitter : @arthinkle
Instagram : @arthinkle

Sumber: http://www.arthinkle.com/articles/detail/kompetisi-menulis-arthinkle-a-new-journey