Ffuuhh…,
melelahkan.Ujian akhir semester kali ini seperti berbeda dari biasanya.
Melampaui jam yang normal. Yah, mungkin tidak bisa disalahkan Pak Sandy.Beliau
memajukan waktu ujian Kalkulus, jadi satu di hari Jumat. Karena harus berangkat
memenuhi panggilan kuliah di Oxford sana. Yah, hikmahnya kami jadi punya
penambahan waktu libur sehabis ujian.Walaupun penambahan itu menyumbang pening
di kepala. Ah, sepertinya aku harus jalan sore lagi ini.
Melewati
jalur yang biasa ku pakai menuju persimpangan Milo.Sendiri.Tanpa kendaraan.Aku
menikmati waktu sunyiku ini.Biasa dilakukan saat sedang mengalami tekanan.Dalam
bentuk apapun.Beberapa diantaranya saat kepala dalam keadaan begini.Di tengah
perjalanan, memori membawaku ke tanah kelahiran.Ambon.Pada keluarga nun jauh
disana. Ah, bagaimana keadaan Ibu di rumah. Tidak terasa sudah lewat enam tahun
sejak konflik terjadi.
Pada
jembatan penyeberangan, mataku menerawang di sepanjang jalan Imam Bonjol.
Mengingat-ingat apa yang sudah dilalui hingga kini. Ku sadari ‘bakat’ ini tidak
begitu berguna pada perjuangan di kota ini. Tidak seperti enam tahun yang
lalu.Sementara penampakan mereka yang tak terlihat membuat gamang benak
ini.Suara-suara mereka.Perkataan-perkataan mereka. Ahh.., aku berharap berada
di tempat lain. Di waktu yang berbeda.Dimana kekuatan ini bisa berguna bagi
banyak orang.Bukan malah membuat mereka ketakutan.
Seakan
ada percikan hangat tumbuh di kedalaman dada.Tiba-tiba pening yang amat sangat
menghantam kepalaku.Membuat pijakan limbung.Berpegangan pada pagar pembatas,
aku merasa tanah bergoyang bak ombak.Semua bangunan runtuh.Bukan.Bukan hanya
bangunan.Namun juga langit.Pohon.Tanah.Menampakkan kegelapan pekat dibaliknya.
Tidak butuh waktu lama hingga semua kegelapan itu menyelimutiku…
Suara
gelembung?Tekanan menyesakkan?Ada rasa aneh mampir di lidah.Satu yang bisa
kupastikan.Ada air yang baru saja lewat di mulutku.Segera kubuka mata.Agak
pedih.Di tengah keburaman pandangan, terlihat di depanku pemandangan
gedung-gedung tinggi di sekitar sebuah perempatan besar.Banyak diantaranya
sudah rusak berat.Jendelanya runtuh menganga.Mobil-mobil aneh yang teronggok di
tengah persimpangan.Namun satu yang mencekat, semua tertutup air.Entah seberapa
tinggi.
Terdengar
lenguhan dari belakang.Aku menoleh.Sebuah bentuk hitam raksasa
mendekat.Mulutnya terbuka lebar.Menampakkan sederetan taring tajam dengan
pinggiran bergerigi.Panic, aku segera berenang menjauhi makhluk tak dikenal itu.Meski
mungkin, sedikit harapan untuk bisa menjauhinya.Namun tiba-tiba, sebuah
dentuman diiringi gelombang menghantam.Melemparku kedepan.Menjauh dari bentuk
hitam itu.Tapi sebuah benda keras menabrak dari belakang.Mulut terbuka
melepaskan jeritan.Hanya gerombolan gelembung yang keluar dan gelombang air
yang masuk tanpa ampun.Aku terlempar lebih cepat.Secara tak terkendali mengarah
ke salah satu dinding gedung di kiri jalan.
Tidak
bisa memikirkan jalan keluar apapun, aku hanya bisa pasrah.Kejadian itu begitu
cepat.Semua serba tiba-tiba.Udara pertama segera menyentuh cuping
hidung.Membuat napas terbatuk.Perlahan kubuka mata.Terlihat seorang kakek
berdiri sekitar dua meter dariku.Ia memakai alat seperti bando perempuan yang
terhubung dengan banya kabel pada kedua meja kecil di sisi kanan dan kiri
tubuhnya. Tubuhnya terlihat kekar.Ia setengah menoleh padaku.
“Kau
tak apa-apa, nak?” tanyanya.
Aku
hanya mengangguk.
“Baik.
Berpeganglah, nak,” lanjut kakek itu sembari mencondongkan diri kedepan.“Ini
akan sedikir ‘seru’.”
Tiba-tiba
sebuah daya menghempaskanku hingga tersandar dinding.Kulihat sekeliling.
Ruangan ini mungkin hanya seluas lima kali tiga meter. Di selimuti dinding tak
kasat mata yang mencegah air masuk kedalam.Setidaknya itu yang kusimpulkan.Tapi
semua itu segera patah saat kusentuhkan jari pada permukaan dinding itu.Tidak
ada sesuatu yang keras pada permukaannya.Setengah dari jari masuk kedalam air
tanpa membuat batas itu bocor.Karena tekanan yang luarbiasa besar membuat
jariku terdorong kebelakang hingga terasa sakit. Segera kutarik ia.
Kendaraan
ini melaju kencang.Menembus kedalaman suram.Melesat diantara gedung-gedung
besar dalam berbagai bentuk dan ukuran.Dihadapannya makhluk seperti ikan
itu.Berenang dalam kecepatan tak normal bagi ukuran tubuhnya. Sesekali si kakek
menembakkan sesuatu seperti torpedo mini kearah sisi ikan itu. Yang meledak dan
membuat makhluk itu merubah arah. Sudah sekitar sepuluh torpedo ditembakkan.
Makhluk itu berenang hingga daerah terbuka.
“Haha….
Dia masuk jebakanku!” gelegarnya bersemangat. “Lihatlah, nak! Akan kubungkam
makhluk sialan itu!”
Dengan
bersemangat, ia menekan beberapa tombol. Sebuah jaring luarbiasa besar melesat
dari bawah dan menjerat makhluk itu tanpa peringatan.Ikan raksasa itu meronta
sekuat tenaga. Tapi entah dari bahan apa jaring itu terbuat. Makhluk aneh itu
tak bisa lepas dari jeratnya. Si kakek menarik alat yang padanya terhubung
kabel metal hingga dua meja kecil. Dari kanan dan kiri kendaraan ini keluar
lengan logam dengan alat aneh pada ujungnya.Alat tersebut mengeluarkan tiga
batang logam dari puncaknya. Tiga batang itu berhenti pada jarak lima meter
dari lengan. Antara dasar dan ujungnya memancar laser berwarna biru terang. Dan
tiga garis laser itu berputar mengikuti tiga batang logam dibaliknya.
“Nah,
apa yang bisa kau lakukan sekarang bocah tengik!” dengus si kakek sembari
mengendalikan kendaraannya mendekati makhluk itu perlahan.
Ikan
raksasa itu menggeliat.Pada kedua sisi kepalanya air seperti membentuk pusaran
dengan ujung permukaan kulitnya. Tanpa kuduga, ia menembakkan gelombang udara
raksasa kearah kami. Tak ada rasa takut, pria tua itu melesatkan kapal selamnya
menyongsong peluru si ikan.
“Percuma!”
serunya sembari menyilangkan kedua tangannya kedepan dilanjutkan dengan gerakan
seperti menebas sesuatu.Kedua lengan logam itu bergerak seirama dengan si
kakek.Dan alat aneh tadi, yang sepertinya berfungsi sebagai pedang, membelah
gelombang yang datang mendekat.
Namun
dibaliknya ternyata ada gelombang yang lebih kecil tapi lebih padat.Membuat
kapal ini terhempas kesamping.Goncangan yang terjadi melemparku hingga menabrak
dinding.Pria tua itu mengomel keras.Torpedo kembar ditembakkan dan mengenai
makhluk itu dengan telak.Di tengah goncangan tadi, pandanganku menangkap
sesuatu yang mengkhawatirkan.Setelah kapal kembali stabil, pandanganku melayang
ke sekitar.Dan memang, sesuatu itu nyata adanya.
“Awas
kau binatang setan!” maki si kakek. Namun sebelum ia menerjang makhluk hitam
itu, aku segera meremas bahunya. Ia mengendikkan bahunya sambil berkeras,
“Jangan sekarang, nak! Aku harus menghabisi biang kehancuran ini! Sekarang!”
“Kanan
dan kiri!!” jeritku tiba-tiba.
Ia
memalingkan wajahnya menurut petunjukku. Dan pemandangan itu segera memaksanya
untuk terdiam.Sekitar tujuh ikan raksasa itu mengunci setiap jalan keluar dari
tanah lapang tersebut.Mengepung kami tiga ratus enam puluh derajat.Bisa saja si
kakek memaksa kapalnya menuju permukaan.Namun tidak ada jalan keluar disana.Dan
bukan tidak mungkin makhluk-makhluk itu menyusul sebelum kita sampai permukaan.
Tidak ada kata lain. Bertarunglah pilihannya.
“Ini
buruk,” gumam si kakek.
“A-apa
kakek pernah mengalami h-hal ini sebelumnya?” tanyaku terbata.
“Pernah.
Ketika puncak usiaku.Aku berhasil mengalahkan tiga dari mereka,” jawabnya
pelan.
“J-jika
pernah melakukan. P-pasti kakek bisa melakukannya lagi sekarang.”
“Entahlah,
nak. Kondisiku berbeda dengan jaman itu.Tidak segesit saat itu.Satu ekor bisa
kuatasi.Tapi belum tentu jika lebih dari itu.”
Kata-katanya
membuatku lemas sekaligus panas. Aku, yang asing disini, harus berhadapan dengan
orang yang sepertinya professional namun segera lemah saat tantangan yang sama
sulit kembali datang. Tanpa peduli apa yang terjadi selanjutnya, aku berseru
“Saya adalah orang asing disini! Tidak mengenal kakek sama sekali! Tapi dilihat
dari pengejaran tadi, saya yakin kakek punya pengalaman yang banyak mengatasi
makhluk ini. Kakek mengaku pernah melewati situasi yang mirip dan berhasil
mengalahkan mereka! Kakek punya kemampuan itu! Dan sekarang tantangan itu
kembali! Apakah kakek akan menyerah!? Jika ini adalah akhir, biarkan ini
menjadi akhir yang membanggakan!”
Aku
sudah tidak memikirkan apapun lagi.Jika ini adalah ujung hidupku, biarkan ini
menjadi usaha terbaik dalam menghargai kehidupan dari-Nya.Kakek itu tersenyum
kearahku.Aku membalas senyumnya sembari memasang mimik bersemangat.
“Akhir
yang membanggakan? Baiklah, nak.Berpegangan!” ujarnya.Kapal meluncur ke salah
satu dari tujuh makhluk raksasa itu.Kedua pedang sinar bersilangan pada kedua
sisi kapal.“Kita selesaikan ini dengan cepat!”
“Yeah!”
jeritku bersemangat.
Namun
pening itu kembali lagi.Aku limbung.Dunia terasa berputar.Semua
berpilin.Melebur dalam putaran yang cepat.Segera semua citra menyatu membentuk
pusaran berujungkan mulut menganga ikan tersebut.Ujung gelap itu segera
menyergap.Menangkap kesadaranku dan membawanya pergi. Ah, inilah akhirnya.
OBAT KUAT RANJANG. COM
ReplyDeletePUSAT OBAT PEMBESAR PENIS.COM
SOLUSI PARA PASUTRI
RESEP JAMU KUAT PRIA
CARA MENGATASI MANI ENCER
MANFAAT LINTAH PAPUA PEMBESAR PENIS
MENGATASI IMPOTENSI DENGAN VIAGRA
CARA MENGATASI LEMAH SYAHWAT
CARA KUAT DI RANJANG
CARA MEMPERBESAR ALAT VITAL PRIA
SOLUSI PARA PASUTRI
Pusat Obat Kuat Sex Pria - Vimax Canada Pembesar Penis - Alat Bantu Sex Pria Dan Wanita - Obat Pelangsing Badan Herbal, Perapat Vagina, Pemutih Wajah, Pemutih Badan, Dll...
Info pemesanan
call : 082133991881
BBm : 323fac0b
KAMI MENJUAL PRODUK -PRODUK DI BAWAH INI
VIMAX CANADA PEMBESAR PENIS
VIAGRA HERBAL ALAMI
LINTAH PAPUA PEMBESAR PENIS
OBAT KUAT SEK
ALAT-ALAT SEX
BONEKA SEX ASLI
PENIS TEMPEL ELEKTRIK
SEX TOYS PRIA DAN WANITA
PENIS MUTIARA GETAR GOYANG MAJU MUNDUR
VAGINA SILIKON MANUAL
VAGINA SENTER 7 SPEED
PENIS NAGA
ELEKTRIK
PERANGSANG WANITA CAIR
PENINGGI BANDAN
KONDOM DURI SILIKON
PEMBESAR PENIS
GALERI KOSMETIK
CELANA HERNIA
KUNJUNGI WEBSAIT KAMI !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!