Aku dan FLP
Oleh: Winas Nazula
Aku lahir dan tumbuh
di lingkungan keluarga yang baik. Orang tuaku menutup telinga dan mataku dari
kata-kata yang kasar. Aku justru baru tahu ada beberapa kosakata yang tidak
pantas diucapkan setelah masuk ke dalam lingkungan sekolah. Ada beberapa teman
satu kelas yang entah dari mana mendapatkan kata-kata yang terasa kasar ketika
ku dengar. Seperti bahasa Jawa karma plesetan maupun isi kebun binatang yang
digunakan untuk mengumpat.
Alhamdulillah, Allah Subhanahu
wa ta’ala masih menjagaku. Sampai sekarang aku masih tidak menyukai adanya
‘kosa kata tidak pantas’ untuk dibaca maupun didengar. Oleh karena itu, aku
menjadi orang yang cukup pemilih untuk masalah bacaan.
Aku menyadari bahwa
pandangan merupakan salah satu pintu masuknya informasi dan membaca adalah
jalannya. Hal-hal yang aku baca biasanya secara tidak langsung terekam dalam
ingatan dan mempengaruhi pola pikir serta tindakan yang aku ambil. Maka dari
itu bacaan yang bagus (meski tidak best
seller) sering aku pilih. Salah satunya aku dapatkan dari karya teman-teman
di FLP.
Sering kali aku
mendapati karya-karya awal mereka lebih jujur dan lebih terasa dekat dengan
karakter asli penulisnya. Mungkin hal ini disebabkan belum banyaknya teori yang
dijejalkan dalam karyanya. Menurutku karya awal itu kebanyakan sudah cukup
mengandung nilai moral dan mudah dipahami. Meskipun demikian, bukan berarti
karya awal tidak perlu diperbaiki dengan teori-teori.
Dengan bergabung dalam
Forum Lingkar Pena, aku juga dikenalkan pada teori dasar kepenulisan. Sewaktu masih
duduk di kelas 2 SMA, aku mengikuti pelatihan singkat menulis cerpen. Meskipun
di sekolah juga diajarkan tentang cerpen, di pelatihan itu aku jadi semakin
tahu hal-hal di luar unsur intrinsik. Ada kesiapan mental dan bahan yang perlu
disiapkan untuk bisa menulis dengan baik dan menghasilkan karya yang
berkualitas. Lebih dari itu, untuk bisa menjadikan karya yang tercipta itu
menggugah pembaca, aku juga diberi tahu bahwa awalnya harus diniatkan untuk
Allah Subhanahu wa ta’ala.
Selepas SMA,
Alhamdulillah aku masih dihubungkan dengan teman-teman Forum Lingkar Pena
Cabang Semarang Ranting Sekaran. Masuk ke jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES
ada untungnya juga. Aku jadi mengenal Mbak ATA dan Mbak Fani yang menjadi
punggawa FLP di sana. Kemudian aku mengikuti OPREK di Masjid As Salam Ngesrep.
Suatu pengalaman luar
biasa. Ada penugasan untuk membuat cerita 20 halaman kertas ukuran buku (B5). Selain
itu, tidak ada yang boleh tidur selama acara berlangsung. Waktu itu aku datang
terlambat dan tidak bersama rombongan, tetapi masih bisa mendapat materi dari
Pak Imam Marzuki dan Pak Anif Sirsaeba. Saat itu sudut pandangku bahwa menulis
sekadar untuk menuang ide berubah. Dari para pemateri itu aku mendapatkan
pencerahan bahwa menulis juga bisa menghasilkan alias writterpreneurship.
Setelah OPREK itu aku
bergabung dengan Forum Lingkar Pena Ranting Sekaran sebagai anggota resmi. Ada
agenda Pelatihan Kepenulisan bersama Mbak Rianawati dan Mbak Eni dari FLP
Wilayah Jateng. Bersamaan dengan itu, aku juga menjadi panitia acara Rohis
Jurusan yang mengundang Ahmad Tohari. Jadi, aku tidak bisa mendapat materi
secara utuh.
Banyak agenda
mendatangkan penulis besar yang menjadi program FLP Sekaran. Meskipun demikian,
sayang sekali belum ada agenda rutin bedah karya yang sudah dibuka dengan baik
di auditorium Unnes. Bagaimanapun juga aku tetap senang berada dalam lingkaran
ini karena aku bisa mendapat teman-teman yang baik dan terhindar dari ‘kosakata
tidak pantas’.
Semarang,08062012
------------------------------------------------
Lala di Batas Maya adalah nama akrab dari Winas Nazula
Fajrin Maulia. Lahir di Semarang, 21 Januari 1989 dari pasangan Tri Winarso dan
Jasmini. Berkenalan dengan puisi sejak tahun 2001 melalui majalah Horison di perpustakan SMA N 4 Semarang.
Melanjutkan studi S1 ke Universitas Negeri Semarang program Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia sejak tahun 2006. Dalam berkarya lebih menyukai tulisan
bernafaskan Islam. Forum Lingkar Pena Semarang dipilih sebagai tempat belajar
menulis di dunia nyata, sementara di dunia maya proses belajar dilakukan di
www.kemudian.com, Universal Nikko Mayoko Aiko (Forum Cerita, Nulis, dan Diskusi
On-Line) , dan Lini Kreative
Writting.
0 Komentar:
Post a Comment