Sunday, July 8, 2012

Aku dan FLP

Aku dan FLP
Oleh: Winas Nazula

Aku lahir dan tumbuh di lingkungan keluarga yang baik. Orang tuaku menutup telinga dan mataku dari kata-kata yang kasar. Aku justru baru tahu ada beberapa kosakata yang tidak pantas diucapkan setelah masuk ke dalam lingkungan sekolah. Ada beberapa teman satu kelas yang entah dari mana mendapatkan kata-kata yang terasa kasar ketika ku dengar. Seperti bahasa Jawa karma plesetan maupun isi kebun binatang yang digunakan untuk mengumpat.
Alhamdulillah, Allah Subhanahu wa ta’ala masih menjagaku. Sampai sekarang aku masih tidak menyukai adanya ‘kosa kata tidak pantas’ untuk dibaca maupun didengar. Oleh karena itu, aku menjadi orang yang cukup pemilih untuk masalah bacaan.
Aku menyadari bahwa pandangan merupakan salah satu pintu masuknya informasi dan membaca adalah jalannya. Hal-hal yang aku baca biasanya secara tidak langsung terekam dalam ingatan dan mempengaruhi pola pikir serta tindakan yang aku ambil. Maka dari itu bacaan yang bagus (meski tidak best seller) sering aku pilih. Salah satunya aku dapatkan dari karya teman-teman di FLP.
Sering kali aku mendapati karya-karya awal mereka lebih jujur dan lebih terasa dekat dengan karakter asli penulisnya. Mungkin hal ini disebabkan belum banyaknya teori yang dijejalkan dalam karyanya. Menurutku karya awal itu kebanyakan sudah cukup mengandung nilai moral dan mudah dipahami. Meskipun demikian, bukan berarti karya awal tidak perlu diperbaiki dengan teori-teori.
Dengan bergabung dalam Forum Lingkar Pena, aku juga dikenalkan pada teori dasar kepenulisan. Sewaktu masih duduk di kelas 2 SMA, aku mengikuti pelatihan singkat menulis cerpen. Meskipun di sekolah juga diajarkan tentang cerpen, di pelatihan itu aku jadi semakin tahu hal-hal di luar unsur intrinsik. Ada kesiapan mental dan bahan yang perlu disiapkan untuk bisa menulis dengan baik dan menghasilkan karya yang berkualitas. Lebih dari itu, untuk bisa menjadikan karya yang tercipta itu menggugah pembaca, aku juga diberi tahu bahwa awalnya harus diniatkan untuk Allah Subhanahu wa ta’ala.
Selepas SMA, Alhamdulillah aku masih dihubungkan dengan teman-teman Forum Lingkar Pena Cabang Semarang Ranting Sekaran. Masuk ke jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES ada untungnya juga. Aku jadi mengenal Mbak ATA dan Mbak Fani yang menjadi punggawa FLP di sana. Kemudian aku mengikuti OPREK di Masjid As Salam Ngesrep.
Suatu pengalaman luar biasa. Ada penugasan untuk membuat cerita 20 halaman kertas ukuran buku (B5). Selain itu, tidak ada yang boleh tidur selama acara berlangsung. Waktu itu aku datang terlambat dan tidak bersama rombongan, tetapi masih bisa mendapat materi dari Pak Imam Marzuki dan Pak Anif Sirsaeba. Saat itu sudut pandangku bahwa menulis sekadar untuk menuang ide berubah. Dari para pemateri itu aku mendapatkan pencerahan bahwa menulis juga bisa menghasilkan alias writterpreneurship.
Setelah OPREK itu aku bergabung dengan Forum Lingkar Pena Ranting Sekaran sebagai anggota resmi. Ada agenda Pelatihan Kepenulisan bersama Mbak Rianawati dan Mbak Eni dari FLP Wilayah Jateng. Bersamaan dengan itu, aku juga menjadi panitia acara Rohis Jurusan yang mengundang Ahmad Tohari. Jadi, aku tidak bisa mendapat materi secara utuh.
Banyak agenda mendatangkan penulis besar yang menjadi program FLP Sekaran. Meskipun demikian, sayang sekali belum ada agenda rutin bedah karya yang sudah dibuka dengan baik di auditorium Unnes. Bagaimanapun juga aku tetap senang berada dalam lingkaran ini karena aku bisa mendapat teman-teman yang baik dan terhindar dari ‘kosakata tidak pantas’.
Semarang,08062012
------------------------------------------------

Lala di Batas Maya adalah nama akrab dari Winas Nazula Fajrin Maulia. Lahir di Semarang, 21 Januari 1989 dari pasangan Tri Winarso dan Jasmini. Berkenalan dengan puisi sejak tahun 2001 melalui majalah Horison di perpustakan SMA N 4 Semarang. Melanjutkan studi S1 ke Universitas Negeri Semarang program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia sejak tahun 2006. Dalam berkarya lebih menyukai tulisan bernafaskan Islam. Forum Lingkar Pena Semarang dipilih sebagai tempat belajar menulis di dunia nyata, sementara di dunia maya proses belajar dilakukan di www.kemudian.com, Universal Nikko Mayoko Aiko (Forum Cerita, Nulis, dan Diskusi On-Line) , dan Lini Kreative Writting.

0 Komentar:

Post a Comment