Wednesday, February 20, 2019
Thursday, February 7, 2019
KMKL #1 EPS 7
"Every accomplishment starts with the decision to try." (John F. Kennedy)
Mengawali sebuah mimpi menjadi penulis, tentu harus mulai menulis. Tetapi, untuk menjaga semangat tetap membara, perlu berkumpul dengan teman-teman dengan
kecenderungan yang sama.
Kelas Menulis FLP Semarang alumni KMKL #1 kembali digelar. Di episode ke 7 ini, terlihat satu alumni KMKL#1 datang di teras gedung Ki Narto Sabdo, TBRS Semarang. Jam 8 acara dibuka dengan 2 orang pengurus dan 3 orang peserta. Seiring waktu berjalan, genap 9 orang mengikuti acara Kelas Menulis FLP Semarang sampai selesai.
Mengambil keberkahan dari Al-Qur'an, acara diawali dengan melantunkan Al-Fatihah bersama-sama. Selanjutnya sharing pengalaman Estina yang pindah dari FLP Solo ke FLP Semarang. Masuk ke materi inti, Rohagung, Ketua FLP Semarang periode 2018-2020 mengambil alih.
Episode ke 7 kali ini membahas "Jurus Ampuh Nulis Buku Fiksi" bab OPENING. Salah satu kunci membuat pembaca ketagihan untuk menyelesaikan buku cerita adalah pembukaan yang menarik. Rohagung menjelaskan bahwa untuk menulis opening sebuah buku tidak boleh monoton. Misalnya mengawali dengan pembahasan cuaca, atau pembukaan dongeng, "Pada suatu hari...". Selain monoton, hindari pembukaan yang bertele-tele dan pembukaan yang membocorkan isi buku.
Nah, cara menghindari opening yang monoton bisa dengan menambahkan daya kreatifitas. buatlah pembaca terkejut dan bangunlah mood pembaca ke dalam cerita. Contoh pembukaan yang menggebrak dalam bentuk narasi:
"Di mulutmu cinta seperti tahi ayam. Hanya hangat di awal, berlanjut busuk hingga akhir."
Pembaca akan langsung menangkap maksud penulis yang sedang menggambarkan bahwa tokoh tersebut sedang marah dan menyesal.
Penting! BACA, BACA, BACA.
Dengan banyak membaca, akan semakin banyak referensi pola opening yang dahsyat dan asyik.
Ingin tahu kelanjutan jurusnya? Ikuti Kelas Menulis episode selanjutnya, 17 Februari 2019 di TBRS jam 08.00-10.00 WIB. GRATIS dan terbuka untuk umum.
Friday, January 25, 2019
KMKL#1EPISODE SPESIAL
Ngobrol Santai Kepenulisan Bersama Boim Lebon
Ahad, 20 Januari 2019
Tak terasa kelas menulis kemah literasi angkatan #1 FLP Semarang telah memasuki episode #6. Pada episode kali ini ada yang spesial dan berbeda dari biasanya. Kelas kita kedatangan tamu spesial dari FLP Pusat. Beliau penulis produktif yang luar biasa. Karya sudah banyak dan keren.
Sebelum beliau mengisi kelas menulis pagi itu, kita mulai dengan cerita inspiratif dari peserta. Ada seorang peserta yang datang jauh-jauh dari Sayung-Demak bersama putrinya untuk ikut kelas menulis. Beliau adalah Bu Nur, penulis buku dan guru SMP Sayung. Ternyata karya beliaupun juga banyak. Tekad beliau konsisten untuk menulis adalah ingin membagikan semangat dan inspirasi bagi guru-guru yang lain agar giat dalam literasi. Gurupun bagian penting dari dunia literasi.
Selanjutnya adalah diskusi kepenulisan bersama tamu spesial yang hadir episode kali ini. Salah satu yang membuat orang langsung kenal beliau adalah karena karakter salah satu tokoh di novel zaman dulu, yaitu "Lupus". Beliau adalah Boim Lebon.
Kelas menulis kali ini juga pesertanya membludak dari biasanya. Ternyata sosok beliau memang memiliki magnet luar biasa pada pegiat literasi. Berbagi pengalaman menulis dari awal menulis hingga sekarang ini.
Salah satu point dan kunci rahasia yang beliau bagikan kepada kita semua adalah "Keajaiban Silatirahmi". Beliau menekankan betapa pentingnya mengikat ukhuwah. Berasal dari hal tersebutlah Pak Boim sapaan akrabnya, trus produktif dalam menulis dan produktif mendapat teman baru.
Akhir sesi dari kelas episode ini kitapun berfoto bersama Pak Boim. Sebuah inspirasi nyata bahwa menjadi penulis benar-benar meluaskan persaudaraan kita. Ayo semangat menulis ya...
by. Raddy Ibnu Jihad
Tuesday, January 8, 2019
KMKL #1 EPISODE 5
Tidak ada kebetulan di dunia ini. Semua berjalan di atas skenario Allah yang tertulis dalam kitab Lauh Mahfuz. Begitupun agenda kelas menulis FLP Semarang, Ahad, 6 Januari 2019 lalu.
Kelas menulis luring rutin diselenggarakan 2 pekan sekali di tempat yang sama, Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) pukul 08.00-10.00 pagi. Materi episode ke 5 disampaikan setelah dibuka dengan ummul kitab bersama-sama dipandu oleh Lala dan berbagi cerita oleh Ifa, peserta baru dari pati yang berdomisili di Tembalang.
Rohagung dengan nama pena Raddy Ibnu Jihad sebagai Ketua FLP Semarang menyampaikan Rahasia Kepenulisan Non Fiksi. Rohagung menegaskan bahwa jika kemarin kekuatan fiksi ada pada imajinasi, maka kekuatan non-fiksi ada pada referensi. Lebih lanjut disampaikan bahwa rahasia agar mudah menulis non-fiksi ada 3: yang pertama premis, kedua mindmap, dan ketiga outline.
Berbeda dengan fiksi, premis pada karya non-fiksi menggunakan rumus:
jenis naskah + tujuan + hasil.
Sementara mindmap dilakukan dengan menuliskan cabang-cabang yang ingin digali dari premis. Terakhir, sebelum menulis, buatlah tabel outline/garis besar lajur sebuah tulisan. Gunakan ramuan Why, What, dan How to untuk membagi awal bab, tengah, dan akhir yang berisi solusi.
Meskipun hanya bertiga, KMKL tetap dapat berjalan baik. Ifa ternyata pribadi yang cukup aktif dan memiliki ketertarikan pada bacaan-bacaan non-fiksi sehingga suasana diskusi di kelas menulis kali ini menjadi hidup. Sesi kelas menulis pekan ini meski lebih siang dari biasanya tetap diakhiri pukul 10.00 WIB. Insyaallah episode selanjutnya dilaksanakan di TBRS, 20 Januari 2019.
Lala di batas maya
Kelas menulis luring rutin diselenggarakan 2 pekan sekali di tempat yang sama, Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) pukul 08.00-10.00 pagi. Materi episode ke 5 disampaikan setelah dibuka dengan ummul kitab bersama-sama dipandu oleh Lala dan berbagi cerita oleh Ifa, peserta baru dari pati yang berdomisili di Tembalang.
Rohagung dengan nama pena Raddy Ibnu Jihad sebagai Ketua FLP Semarang menyampaikan Rahasia Kepenulisan Non Fiksi. Rohagung menegaskan bahwa jika kemarin kekuatan fiksi ada pada imajinasi, maka kekuatan non-fiksi ada pada referensi. Lebih lanjut disampaikan bahwa rahasia agar mudah menulis non-fiksi ada 3: yang pertama premis, kedua mindmap, dan ketiga outline.
Berbeda dengan fiksi, premis pada karya non-fiksi menggunakan rumus:
jenis naskah + tujuan + hasil.
Sementara mindmap dilakukan dengan menuliskan cabang-cabang yang ingin digali dari premis. Terakhir, sebelum menulis, buatlah tabel outline/garis besar lajur sebuah tulisan. Gunakan ramuan Why, What, dan How to untuk membagi awal bab, tengah, dan akhir yang berisi solusi.
Meskipun hanya bertiga, KMKL tetap dapat berjalan baik. Ifa ternyata pribadi yang cukup aktif dan memiliki ketertarikan pada bacaan-bacaan non-fiksi sehingga suasana diskusi di kelas menulis kali ini menjadi hidup. Sesi kelas menulis pekan ini meski lebih siang dari biasanya tetap diakhiri pukul 10.00 WIB. Insyaallah episode selanjutnya dilaksanakan di TBRS, 20 Januari 2019.
Lala di batas maya