Tuesday, November 8, 2011

Cerita Idul Adha: Soto Ayam dan Idul Adha


Oleh: Syah Azis Nangin
Penggiat Sastra FLP Semarang

Ketika terdengar kata "Idul Adha" pastinya akan terlintas di benak kita sapi, domba atau kambing. Mengapa tidak, Islam telah mensyariatkan kepada umatnya untuk menyembelih hewan tersebut setelah selasai sholat id. Dan hampir di setiap masjid atau musholla di seluruh dunia menyelenggarakan hal itu, kemudian dibagi-bagikan kepada umat Islam khususnya fakir miskin seraya mengingatkan kita kepada peristiawa rencana penyembelihan Nabi Ismail a.s. oleh ayahnya Nabi Ibrohim a.s. yang kemudian digantikan Allah dengan seekor kibas.

Tapi berbeda dengan diriku. Setiap kali hari Raya Idul Qurban yang terlintas di benakku adalah Soto Ayam. Entah kenapa. Setelah selesai melaksanakan Shalat Id terlintas di benakku untuk memburu Soto Ayam.


Sepertinya keinginan untuk makan soto ayam seusai menunaikan Idul Adha buaka hanya ada pada diriku. Hal ini terbukti setelah mencari warung yang menyediakan soto ayam penuh semua. Sampai aku kesulitan untuk mencari warung soto ayam yang agak sepi sehingga tidak perlu terburu-buru kalau sedang menyantapnya. Aku yang tinggal di Penggaron harus jauh-jauh ke Telogosari hanya untuk mencari Soto Ayam Karen warung-warung soto ayam di sepanjang jalan yang kulewati sesak semua.

Kenapa bukan sate kambing atau atau sapi padahal setelah selesai Shalat Id umat Islam mestinya kebanjiran daging kambing atau sapi. Mungkin karena aku ga dapat daging kali. Seperti yang disampaikan sahabatku Mahrus dalam sebuah catatannya tentang budaya menyate kambing atau sapi sudah hampir berkurang. Daging sapi sekarang sudah diserahkan kepada tukang penyembelihan hewan kemudian dibagi-bagi ke rumah warga sehingga keramaian ketika pelaksanaan Harai Raya Kurban sudah mulai berkurang.

Aku khawatir kalau keadaan tetap seperti ini beberapa tahun kemudian Idul Qurban bukan lagi identik dengan sapi atau kambing tapi identing dengan soto ayam sebagaiman hara raya Idul Fitri yang Identik dengan Opor Ayam. (nangin)

0 Komentar:

Post a Comment