Monday, November 7, 2011

Cerita Idul Adha: My Lost Idul Adha


Oleh: R Fahra Nisa,
Nama pena dari Eri Fintiati, Penggiat Sastra FLP Semarang, kini tinggal di Tegal.

Tiap malam ke sepuluh di bulan Dzulhijjah, aku selalu teringat akan peristiwa itu. tepatnya 10 tahun yang lalu saat itu aku masih berada di bangku SMP. Saat itu  aku dan teman-teman yang mengaji di masjid Al-Huda (masjid di desaku) tengah merayakan Idul Adha dengan berkeliling kampung membawa obor sembari melantunkan kumandang takbir. Aku dapat merasakan nuansa indah dan kesejukan dalam jiwa. Gerimis rintik-rintik yang jatuh dari langit tak sedikit pun menyurutkan langkah kami untuk terus bergerak dan bertakbir mengumandangkan asma-Nya. subhanallah, walhamdulillah, wa Laa ilaa haillallah, Allahuakbar!
Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar
laa ilaa ha illallahu Allahuakbar
Allahuakbar wa lillahilhamd.

Sungguh kumandang takbir itu selalu membuat jantungku berdebar. Kala sore menjelang, malam datang, dan pagi pun menyeruak, seluruhnya dihiasi dengan kumandang takbir yang menggetarkan.

2011, kebiasaan takbir keliling membawa obor itu kini seakan lenyap tak berbekas, namun kenangan indah itu Insya Allah akan terus menghujam dalam jiwa. Semoga suatu saat, kegiatan itu akan kembali dilaksanakan. Amin

Senin, 7 November 2011

0 Komentar:

Post a Comment