PUISI-PUISI KARYA KUN MARYONO
Bulan Pembakar.
Menetaplah lebih lama
Biarkanlah dahaga menengak curahan terik
Mendekap lapar seperti ikatan satu
Terus seperti itu menuju malam
Malam malam berlomba
mempersembahkan gulita
Tidak peduli !, rindu itu tertatih menuju Masjid
Tertunduk takut, bersujud harap
Tumpah letih menghitam, waktu itu….
Menangis padanya adalah cinta
Tangis yang seakan tidak ingin berhenti
Malam itu di saksikan, di janjikan
Demi Yang Merajai Terang dan gelap
Pada waktu yang membakar
Inginkan kami di bumi yang tidak seperti bumi lagi
Wonogiri, 5 Ramadhan
1434 H.
JATUH
Maka jatuhlah dalam cinta
Atau cinta itu datang padamu dengan caranya jatuh
Jatuh yang mematungkan ramai hari manusia
Wahai hati yang
telah menjatuhkan
Melitasmu sesaat
itu lebih di cintai pada pagi dan sore hari
Sesungguhnya doa
pagi dahulu itu bercerita dirimu
Barantai tanpa
jeda, merentang selelah hati bicara
Itulah doa,
sepinya adalah harapan
Padamu, bukanlah jatuh yang semestinya
Karena ……
Aku telah mencintai jatuh itu melebihi kesediaan purnama pada gulita malam
Hai kunang
kunangkah itu ?
Saat ayat ayat itu menjadi rindu yang telah jatuh
Di sisiku dan ajari aku membaca
Aku memohon seperti akan kehilangan nyawa
Walaupun di eja satu satu
Wahai jatuh yang
menghujam pada Niqab tak berwarna
Santunilah
inginku padamu
Tidaklah cinta
ini buta
Sumpah itu menangisi dirinya pada malam
ketika di saksikan
Jatuhkanlah !
Setara langit mencurahkan yang di miliki
Saat ini sepi
adalah penjaga hati
Padamu, mustajab
doa pagi
Wonogiri, 6 Ramadhan
1434 H
bagus-bagus... :) puisinya wiwi suka :)
ReplyDeleteso romance, hehe..
ReplyDeleteada yang bilang kalau istilah 'bangun cinta' lebih tepat jika dibandingkan dengan 'jatuh cinta' :D