Air Sumber Kehidupan
Oleh Adisaputra Nazar
Tadi pagi (Jum’at, 12 Juli 2013) ada
kesempatan berkunjung ke Dinas PSDA Kota Semarang untuk mendampingi teman untuk
paparan perkembanagn proyek drainase penanganan banjir dikawasan perempatan Cinde dan
sekitaranya. Lama menunggu di lobi, ada beberapa poster tentang sumber daya air
baik berupa himbauan, “Hujan adalah rahmat, salah mengelolanya akan jadi
musibah.” Disertai dengan ilustrasi kartun tentang bencana banjir yang dialami
penduduk di perkotaan. Namun ada sebuah poster lain yang menarik karena
mengutip dari ayat Alqur’an.
"Dan Kami turunkan air dari langit dengan
jangka tertentu; maka Kami endapkan dia dalam bumi. Dan Kami pun berkuasa
menghabiskannya." (QS. Al Mu’minun ayat 18).
Membacanya saya jadi berpikir, teringat
oleh pada matakuliah hidrologi dan pengelolaan sumber daya air yang kudapatkan
setahun yang lalu ternyata
isinya sudah termaktub dalam Alqur’an karim, Subhanallah.
isinya sudah termaktub dalam Alqur’an karim, Subhanallah.
Kami turunkan air dari langit dalam waktu tertentu; maka Kami endapkan dia dalam bumi. Dalam siklus hidrologi dikenal istilah persipitasi, kenapa tidak disebut hujan? Karena persipitasi ada tiga macam bentuk air yang turun ke bumi yaitu hujan, salju dan es. Dalam jangka waktu tertentu itu adalah siklus air dari ia jatuh kebumi diserap tanah (infiltrasi) lalu mengalir ke laut kemudian menguap menjadi awan lalu jatuh ke bumi melalui persipitasi itu dalam jangka waktu yang lama hingga ratusan tahun. Jika siklus hidrologi itu terjadi dalam waktu yang singkat maka telah terjadi kerusakan ekosistem di daratan akibat ulah tangan manusia.
Dan Kami pun berkuasa menghabiskannya. Diakhir
ayat ini berisi ancaman, bisakah air didunia ini habis? Tidak bisa, volume air
tetap sepanjang masa. Bisakah air di daratan yang mengendap di bumi habis? Bisa,
bila siklus hidrologi terjadi dalam waktu yang singkat. Air akan habis di
daratan bila semua air akibat hujan semua mengalir di saluran lalu menuju ke
laut tanpa bisa lagi terserap oleh bumi, karena tanah sudah banyak tertutup
bangunan.
Air di daratan atau air
tawar penting untuk kelangsungan hidup, manusia butuh minum, mandi, mencuci,
irigasi pertanian, transfortasi dan lain-lain itu semua butuh air. Perkiraan
para ahli, dimasa depan penduduk dunia akan berebut sumber mata air setelah
cadangan minyak habis, sebagai kita tahu bahwa melalui riset Professor
Stanley Mayer telah menemukan mobil berbahan bakar air, sayangnya dia
telah mengorbankan nyawanya untuk cita-cita sebagai seorang idealis, karena
dimusuhi berbagai kepentingan. Stanley Mayer ditemukan meninggal secara
mendadak di sebuah rumah makan. Diduga dia meninggal karena diracun.
Mampukah bumi ini menopang lebih
dari tujuh milyar jiwa manusia? Sampai kapan bumi ini bisa memenuhi kebutuhan
manusia sementara lahan pertanian dan air tawar kian menyusut sejalan dengan
pertambahan jumlah penduduk?
“Jikalau
sekiranya penduduk negeri-negeri tersebut beriman dan bertakwa, pastilah Kami
akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya.” (Qs. Al-A’raf: 96)
Allah SWT telah menjamin kelangsungan
hidup umat manusia dengan syarat mereka beriman dan bertaqwa, dan semua
pertanyaan diatas akan terjawab. “Iman dan taqwa” ini kita artikan dalam arti luas
yang tercermin dalam tindak tanduknya di bumi.
Dalam menjaga keberlangsungan air tawar
agar tetap terjaga di daratan selain dari penerapan teknologi dari Rekayasa Hidrologi
juga dibutuhkan peran umat manusia yang “beriman dan bertaqwa” dalam menjaga keberlangsungan
keseimbangan alam. Pola hidup sehat dengan tidak membuang sampah di sungai yang
dapat menyebabkan tercemarnya air darat, menyediakan sumur resapan disetiap
rumah tangga agar air hujan tidak semua melimpas ke permukaan tapi ada sebagian
yang meresap ke tanah dan tidak berlebihan dalam pemakaian air tanah yang
tersedot dari sumur.
Itu adalah langkah kecil yang bisa
dilakukan siapa saja untuk menjaga kelangsungan hidup manusia kelak. Air untuk
masa depan.
Nikmat pun demikian adanya.. jangan sampai kita menyalahgunakan nkmat... semoga di Bulan ini, kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari yang sebelumnya.. Aamiin..
ReplyDeleteAl Qur'an memang sebagai sumber ilmu pengetahuan yang bisa dikaji oleh siapa saja, termasuk umat non-muslim. Tentunya kita sebagai umat muslim merasa bangga dan semakin mencintai mentadaburinya..
ReplyDeleteQS Al Mukminun ayat 18, ya?
siip.. dicheck di Al Qur'an..
(http://quran.com/23)
Sahih International
And We have sent down rain from the sky in a measured amount and settled it in the earth. And indeed, We are Able to take it away.
Indonesian
Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya.