Thursday, July 11, 2013

#3 Kisah Ramadhan Pejuang Pena Semarang

Rinduku cintaMu,
Oleh Aqil Zulfikar
 

Memasuki Romadhon kali ini seperti melihat diriku sendiri yang sedang berada di dalam bus kota yang penuh sesak. Penuh akan orang-orang dengan berbagai macam kepentingan dan tujuan. Orang-orang itu aku tak mengenalnya, mungkin saja mereka akan turun ditujuan mana saja yang mereka kehendaki sesuai dengan apa yang telah mereka niatkan saat hendak menaiki bus ini.
Di sampingku aku melihat ada seorang guru matematika. Beliau menenteng sebuah tas kulit warna coklat .Aku masih dapat melihat sisa peluh yang menempel di dahinya karena memang cuaca yang cukup panas sedang menyelimuti Semarang. Saat ku tanya hendak ke mana, beliau menjawab hendak pulang menemui keluarganya yang sudah menunggu di rumah.
Selama dalam perjalanan beliau sempat bercerita bahwa beliau mengajar para muridnya supaya pandai, selain itu sebagai aktualisasi akan ilmu yang beliau miliki, agar ilmu itu bermanfaat, bukankah, ilmu yang bermanfaat termasuk dalam amal jariyah?!!, amal yang tidak akan terputus oleh kematian . Dan semuanya diniatkan karena Alloh S.W.T, Beliau juga mengatakan kalau pernah mendengar dalam sebuah ceramah yang menjelaskan bahwa perginya seorang suami mencari nafkah untuk keluarganya adalah termasuk jihad fi sabillillah. Maka, ketika nantinya menerima hasil jerih payahnya mengajar, akan sepenuhnya diberikan untuk kepentingan keluarganya.


Lain lagi dengan dua orang remaja yang duduk dua bangku di depanku, sepertinya mereka pasangan kekasih. Dari obrolan yang samar-samar ku dengar, keduanya nekat kabur dari rumah karena tidak diperbolehkan menikah oleh keluarganya. Naudzubillahi min dzalik.
Aku kembali melihat diriku lagi, hendak kemana aku? Apa niatanku menaiki bus ini?
Sejenak aku terdiam, dan kembali mengucapkan niat dalam hati. Niatanku adalah sebuah rindu. Telah ku lewati bangunan-bangunan megah,saat dalam perjalananku, sempat terbersit dalam benak”mungkin itu tujuanku”, tapi bukan.
Dan selayaknya sebuah perjalanan rindu itu, aku bersimpuh mengharapkan cinta-Mu dalam perjalanan Romadhon kali ini..Engkau telah mengisyaratkan bahwa perjalananku baru dimulai, dan takkan pernah kau bisa sampai di tujuanmu, kecuali telah bertambah ketaqwaanmu pada-Ku. Melewati hari-hari dimana amalan-amalan sunah benilai amalan wajib,dan amalan wajib Engkau lipatgandakan nilainya. Melewati hari-hari dimana Engkau bagikan rahmat dan ampunan bagi mereka yang mengharapkannya.
Betapa murah hati dan pengasih akan hamba-hamba-Nya, wahai Engkau Tuhan malam dan siang bahkan saking maha penyayangnya, wahai Engkau Tuhan penggenggam semesta telah Engkau belenggu musuh-musuh kami.
Ini seperti kami yang sedang bertinju tapi melawan musuh yang tangannya terikat, maka sungguh sangat malu aku pada-Mu dan akan lebih malu lagi pada diriku sendiri jika aku kalah dalam perjuangan menuju ketaqwaan pada-Mu, cintaku. Rinduku
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”,
Nawaitu Shouma Ghodin An adaai Fardhishshahri Romahona Hadhihissanati Lillahi Taala.
Wallahu a’lam bishshowab

Semoga bermanfaat,.

3 Komentar:

  1. Hanya ada aku dan Allah di bulan Ramadhan. :-)

    ReplyDelete
  2. bagus-bagus euy... inspiratif dan menggugah..
    sama-sama berinstropeksi diri di bulan Ramadhan ini.. agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi.. Aamiin...

    ReplyDelete