Alarm
Ramadhan
oleh An Maharani
Hal pertama apa yang aku
pikirkan saat bangun tidur? Mata merah, wajah gelisah, saraf simpatik mulai
meraba dunia nyata. Alhamdulillah, sudah semestinya kubersyukur untuk bangun
dari kematian sementara. Apalagi, saat mengetahui bahwa minggu ini sudah masuk
ke sepuluh hari kedua bulan mulia. “Maka nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu
dustakan?”
Ponsel kuning mama selalu
setia membangunkan kami. Tak pernah telat dari jadwal yang ku-setting
sebelumnya: jam 03.00 WIB. Kadang, aku malas untuk membuka mata, namun mama
selalu memaksaku untuk bangkit dari tempat tidur.
“Ayo, bangun, kalau ga mau
tahajud kesiangan!”
Haha.. Aku sering
mendirikan shalat malam mendekati sahur. Minggu pertama merupakan minggu
adaptasi yang berat untukku. Biasanya aku bangun mendekati shubuh. Shalat
malamnya juga mendekati shalat shubuh. Namun untuk ramadhan kali ini, aku ingin
manajemen waktu tertata rapi. Tak boleh begadang malam-malam, untuk mendapatkan
kesempatan shalat malam. Bacaan Al Qur’an-pun harus ditingkatkan. Ga boleh ada
agenda malas-malasan, termasuk menghidupkan shalat berjama’ah di masjid. Selang
waktu sahur dan adzan shubuh tak berlangsung lama, paling sekitar sepuluh
menit. So, buat apa untuk melanjutkan tidur lagi? Kali ini harus ada perlawanan
dari musuh bebuyutan yang bernama:
rasa kantuk dan malas!
rasa kantuk dan malas!
Pernah aku mengirim pesan
singkat kepada para sahabat untuk melawan rasa kantuk:
“Semangat Pagi itu adalah
ketika engkau melawan rasa kantuk dengan membaca Al Qur’an. Have a nice day!”
Tak dikira, SMS itu sangat
ampuh untuk hari-hari berlanjutnya. Alhamdulillah, aku berhasil menekan rasa
ngantuk dengan membaca Al Qur’an. Wow, bahkan sampai matahari terbit, aku tak
punya hasrat untuk tidur lagi. Efeknya pas kerja di kantor? Benar-benar tak
menimbulkan kantuk juga. Hal ini merupakan kenikmatan ‘SEMANGAT PAGI’. Pernah
suatu hari, usai shalat shubuh kemudian tidur lagi sampai beberapa jam, efek
puasa jam berikutnya; badan sangat lemas dan ngantuk lagi. Aku benar-benar
heran lalu hijrah untuk menanamkan kebiasaan baru untuk tidak tidur lagi usai
sahur dan shalat shubuh.
Aku ingin berbagi kisah
tentang kejadian hikmah yang terjadi dalam minggu ini. Aku mungkin tak akan
bisa melupakan deretan kisah tersebut. Insya Allah, bisa untuk pelajaran dan
sarana pengingat ‘alarm’ bagi kita, khususnya umat muslim pada umumnya.
--
Berita lelayu dari rekan
kerjaku pada hari Senin (15/07), sempat membuat bulu kudukku berdiri. Beliau
meninggal akibat penyakit jantung dan diabetes mellitus sebagai pendukung
lainnya. Padahal, aku baru saja mengenal
beliau dalam beberapa pertemuan nasional. Beliau beragama Nasrani dan
berdomisili kerja di Papua. Tetap saja, meski berbeda, aku turut berduka cita
atas sepeninggalnya. Aku baru mengetahui kejadian itu saat Selasa pagi. Pada
malamnya juga ada tetangga jauh (di RT Masjid yang sering kusinggah untuk
terawih) meninggal juga. Tak berhenti cukup di situ. Pada Jum’at (19/07) siang
lalu, ada orang tua rekan kerja di Dinkes yang meninggal juga. Innalillahi wa
inna ilaihi ra’jiun..
Setiap mendengar berita
lelayu dari mana saja, selalu membuat batinku bertanya; ‘Kapankah tiba
giliranku? Apakah aku sudah siap untuk menghadap-Nya? Amalan terbaik apa saja
yang sudah kuberikan?’ Aku menggigit bibir dan tak ingin jika Ramadhan tahun
ini adalah Ramadhan terakhir untukku…
Atas semua berita lelayu
itu, sang penceramah shalat terawih memberikan tausiyah yang menyejukkan kalbu
(16/07). Aku hanya menuliskan beberapa point penting di lembar buku harian,
kemudian aku lengkapi saat browsing di
internet. Yap! Sumber inspirasi dan ilmu bisa diperoleh lewat jalur mana saja.
Akses dunia maya pada era globalisasi ini sangat luas. Kita bisa
memanfaatkannya dengan mencari ilmu yang bermanfaat. Berikut uraian yang
disampaikan sang ustadz (anonym, aku lupa nama beliau). Semoga ilmu beliau
semakin barokah..
Enam
Nasihat Imam Ghazali kepada Muridnya
Suatu hari, Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Imam
Al-Ghazali bertanya...
Pertama, "Apa yang paling dekat dengan diri kita di
dunia ini?"
Murid-muridnya ada yang menjawab orang tua, guru, teman dan kerabatnya.
Imam Al-Ghazali menjelaskan semua jawapan itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "mati". Sebab itu sudah janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati. Check ayat Ali Imran : 185 ^_^
Imam Al-Ghazali menjelaskan semua jawapan itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "mati". Sebab itu sudah janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati. Check ayat Ali Imran : 185 ^_^
Kedua, " Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?"
Murid-muridnya ada yang menjawab negara China, bulan, matahari dan
bintang-bintang. Lalu
Imam Al-Ghazali menjelaskan bahawa semua jawapan yang mereka berikan adalah benar. Tapi yang paling benar adalah "masa lalu". Siapapun kita, bagaimanapun kendaraan kita, tetap tidak bisa kembali ke masa lalu. Oleh karena itu, mohon ampun atas segala dosa kita di masa lalu. Check ayat Al ‘Ashr : 1-3 ^_^
Imam Al-Ghazali menjelaskan bahawa semua jawapan yang mereka berikan adalah benar. Tapi yang paling benar adalah "masa lalu". Siapapun kita, bagaimanapun kendaraan kita, tetap tidak bisa kembali ke masa lalu. Oleh karena itu, mohon ampun atas segala dosa kita di masa lalu. Check ayat Al ‘Ashr : 1-3 ^_^
Ketiga, "Apa yang paling besar di dunia ini?"
Murid-muridnya ada yang menjawab gunung, bumi dan matahari. Semua
jawapan itu benar kata Imam Ghazali. Tapi yang paling besar dari yang ada di
dunia ini adalah "nafsu".
Justru nafsu yang menguasai diri, menyebabkan manusia gagal menggunakan akal, mata , telinga dan hati yang dikurniakan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, kita harus hati-hati dengan nafsu, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.
Justru nafsu yang menguasai diri, menyebabkan manusia gagal menggunakan akal, mata , telinga dan hati yang dikurniakan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, kita harus hati-hati dengan nafsu, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.
Check ayat Al A’raf: 179 ^_^
Keempat, "Apa yang paling berat di dunia ini?"
Ada yang menjawab baja, besi dan gajah. Semua jawapan hampir benar, kata
Imam Al-Ghazali, tapi yang paling berat adalah "memegang amanah". Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung dan
malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi
khalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi
permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka kerana tidak
sanggup memegang amanah dengan baik.
Check ayat Al Ahzab: 72 ^_^
Kelima, "Apa yang paling ringan di dunia
ini?"
Ada yang menjawab kapas, angin, debu dan daun-daunan. Semua itu benar
kata Imam Al-Ghazali, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah "meninggalkan solat". Begitu
mudahnya saat kita terhanyut oleh urusan dunia, sehingga melupakan urusan
akhirat yang lebih utama. Padahal shalat adalah suatu sarana untuk mendekatkan
diri kepada Allah SWT.
Check ayat Al Baqarah: 153 ^_^
Keenam,"Apakah yang paling tajam di dunia ini?"
Murid-muridnya menjawab dengan serentak; pedang. Benar kata Imam
Al-Ghazali, tapi yang paling tajam adalah "lidah manusia". Melalui lidah, manusia dengan begitu
mudah menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri. Check ayat An Nuur : 24 ^_^
Diedit seperlunya dari: http://www.ustaznoramin.com/2010/08/6-soalan-imam-al-ghazali-kepada.html
Enam nasihat yang
sekaligus membuka hati, pikiran, dan wawasan untuk menyikapi hidup lebih baik serta
menghargai berjalannya waktu. Aku tak bisa membayangkan jika sehari di akhirat
ibarat seribu tahun di dunia. Berapa lama waktu yang kulalui untuk menjalani
siksa akibat dosa-dosa? Astagfirullah.. Ya Rabb, ampunilah dosa-dosa kami…
Sahih International
And they
urge you to hasten the punishment. But Allah will never fail in His promise.
And indeed, a day with your Lord is like a thousand years of those which you
count.
Indonesian
Dan
mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali
tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah
seperti seribu tahun menurut perhitunganmu (QS Al Hajj: 47)
An
Maharani Bluepen
#renungan
Ramadhan
Penuh Cinta,
Setiap hari ada cinta di
dalamnya..
11 Ramadhan 1434 H/ 20
Juli 2013 M
tulisan arabnya ga muncul, ya?
ReplyDeletehehe..
saya beri alamat link aslinya di postingan blog:
http://www.aniamaharani.blogspot.com/2013/07/ramadhan-penuh-cinta-2-alarm-ramadhan.html
#terima kasih..
Sebuah Nasehat untuk bermuhasabah diri.. menjadi pribadi yang terus berusaha menjadi yg lebih baik lagi di Hadapan-Nya..
ReplyDeleteaamiin... bersemangat ^_^//
Delete