Madrasah
Ramadhan
Oleh
Nurokhim
tamu
itu telah datang
Bak rombongan
jamaah haji,
ia disambut
gegap gempita
layaknya
marching band
tamu
ini membawa kabar gembira
bagi
mereka yang beriman
ia
menjanjikan ampunan, keberkahan,
dan
menyembuhkan luka hati
karena
goresan iri dengki
ia
menaungi amalan-amalan saleh
bagi
mereka yang merindukan surga
seperti
sebuah madrasah,
ia
menulis, mencatat, juga menilai
banyak
event penting
yang
ia torehkan tatkala bulan ini
ada
tarawih, nuzulul qur’an,
hingga
kemenangan fitri tiba
kata-Nya,
“Siapa yang meminta kepada-Ku,
niscaya akan Aku kabulkan"
niscaya akan Aku kabulkan"
sebulan
penuh adalah penggodokan
iman, hati, dan logika
layaknya
stempel lulus,
tiap
hamba beriman mengharapkan wisuda puasa
momen
penuh pembelajaran
akan arti pentingnya mengabdi-Nya
tulisan
merah pasti dibalas merah
tulisan
putih pasti dibalas putih
ia
jujur pada mereka yang berbuat jujur
dahaga
serta lapar menjadi saksi
akan
pengabdian diri
tamu
itu bernama Ramadhan
ia
terangkai manis menjadi sebuah madrasah jiwa
mari
menggapai lailatul qadar
pada
malam-malam seribu bulan
keagungan
tamu ini kukabarkan kepadamu
agar
kau menyambutnya dengan penuh sukacita
sekolah
ini adalah sekolah jiwa raga
di
sini,
di sudut waktu,
di sudut waktu,
ia
menanti wajah-wajah lugu
yang
bercermin pada kebenaran Illahi
ibarat
rukun Islam
saat
syahadat kita mengorbankan hati,
ketika
sholat kita mengorbankan waktu,
tatkala
zakat kita mengorbankan harta
kala
bersyiam kita mengorbankan fisik
dan
waktu berhaji kita mengorbankan semuanya
alangkah
indahnya tamu yang satu ini
meski
penat ia tetap menjadi pelecut semangat
bungah
rasanya mengecap label la’allakum tattaqun
inilah
inti dari madrasah Ramadhan
kitakah
generasi itu?
semoga.
ada bagian yang terlalu diumbar, ada bagian yang cukup, dan ada bagian yang pas untuk puisi.
ReplyDelete1./ Bak rombongan jamaah haji,
ia disambut gegap gempita
layaknya marching band/=>aneh juga rombongan haji->marching band?
2./ sebulan penuh adalah penggodokan
iman, hati, dan logika
layaknya stempel lulus,
tiap hamba beriman mengharapkan wisuda puasa/
3./ di sini,
di sudut waktu,
ia menanti wajah-wajah lugu/ yang ini bisa mewakili pas
hehe... siiiip mbk lala... Kang Rokhim.. Lanjutkan!!
ReplyDelete