Berawal
dari sebuah coretan tak berarti dari seorang anak berumur 10 tahun. Tak ada
yang berarti dalam tulisannya, hanya sebatas untaian kata tak bermakna. Ia
gambarkan apa yang ia lihat, ia ukirkan apa yang ia rasakan. Hingga ketika ia
berumur 15 tahun, setumpuk buku sebagai
cerita perjalanan hidup, menjadi koleksi indah di rak bukunya. Ia ialah
sebuah bintang yang memiliki mimpi, mimpi menjadi seorang penoreh sejarah, atau
sekedar inspirator cerita penuh makna, hingga siapa yang masuk dalam lembah
mimpinya, mampu berimajinasi dalam dunia khayalan. Bukan sekedar khayalan
kosong. Namun sebuah khayalan yang juga mampu membawa mereka menggapai sebuah keinginan besar.
Namun
segalanya seakan hilang, kala ia telah disibukkan oleh berbagai ujian hidup,
ujian ketabahan, ujian keimanan. Selama 2 tahun ia menjadi sebuah boneka, yang
dipermainkan oleh berbagai tuntutan, persaingan untuk menjadi yang terbaik dalam
dunia eksak. Hingga akhirnya ia mampu kembali membuka album mimpinya sebagai
pengukir cerita.
Dan
kini ia bangkit untuk kembali menemukan seberkas cahaya bintang yang sempat
meredup, terpaut pada kefanaan semata bukanlah akhir yang baik baginya. Kini ia
telah memulai dalam perjalanan panjang. Sebuah perjalanan yang penuh liku dan
duri. Ia memilih untuk berkumpul dengan para pengukir cerita yang lain. Di mana
mimpi-mimpi itu akan semakin tumbuh berkembang, terbingkis ayu pada paket
kemenangan sejati.
Sempat
ia berfikir, bahwa ia akan gagal. Banyak pasukan lebih lihai di luar sana.
Di mana mereka tak akan membiarkannya untuk menggapai puncak cahaya mimpinya. Menghalangi
ia untuk menemukan permata yang pernah hilang.
Langkahnya
semakin pasti hari itu, hanya berbekal kekuatan tekad. Bersama beberapa rekan
penoreh mimpi. Jalan yang ia tempuh, seakan menjadi simfoni pengiring
petualangannya. Berbagai lukisan alam di sekitar, seakan menciptakan sebuah
melodi yang harmoni. Sungguh sebuah suasana yang didambakan. Tenang, damai, dan
sejuk. Ia telah sampai di tempat tujuan. Sebuah bangunan yang tak begitu besar,
di samping berdiri sebuah mushola mini, dan di hias beberapa gubuk gantung
tanpa dinding. Orang sering menyebutnya sebagai sayung.
Satu
hari satu malam, takkan pernah ia lupakan. Bersama mereka sesama pemimpi,
menggapai ilmu yang sekian lama ia nantikan. Satu tahun yang lalu ia gagal di
acara yang sama karena sebuah tuntutan besar yang harus ia selesaikan, akhirnya
tahun ini ia mendapat kesempatan yang ditunggu-tunggu. Ia pernah berfikir,
akankah ini semua mimpi? Namun ia segera sadar, bahwa ini adalah sebuah
kenyataan di mana ia berada di sebuah wadah tempat impian-impian para pembuat
cerita mengespresikan kemampuannya.
Meski
lukisan dari sebuah pena tak berhenti semalaman karena tugas yang diemban,
namun semangat mereka tak pupus untuk senantiasa masuk dalam imajinasi. Terbang
untuk menangkap sebuah ilusi, dalam genggaman para calon inspirator umat.
Inilah
wadah sesungguhnya bagi mereka. Awal perjalanan panjang para pembangun
peradaban bumi Tuhan. Sebuah wadah yang mampu mengantarkan mereka menjemput
impian. Inilah FLP (Forum Lingkar Pena). Sebuah forum sebagai wadah pembangunan
dan pencipta agent of change peradaban.
Dan
kini ia kembali bangkit untuk menggapai mimpi besar “sebagai inspirator umat”,
yang terukir dalam sebuah goresan tinta sang penulis.
BIOGRAFI
Patiya
Azzahra...nama pena dari Fatikhah Mei Asmi, seorang mahasiswi semester 4 di
Fakultas Ilmu Keperawatan Unissula. Ia lahir di lereng gunung sindoro,
tepatnya di Kabupaten Wonosobo. Lahir sebagai anak pertama dari 2 bersaudara. Dalam setiap langkah menggapai sebuah mimpi
panjang, memiliki mimpi untuk masuk perkumpulan para inspirator lain, di mana
aspek yang dilihat bukan hanya segi duniawi, namun juga segi ukhrowi. Ia
terinspirasi dari seorang saudara sepupu yang memiliki mimpi yang sama. Di
matanya kini, saudaranya itu adalah sosok luar biasa. Ia mendapat informasi berharga
tentang FLP dari saudaranya itu, karena saudaranya adalah salah satu pengurus
aktif di sana. Terakhir yang ingin ia sampaikan adalah terima kasih untuk semua
pihak yang menginspirasi. Meski ia belum bisa menghasilkan sebuah karya besar
yang bermakna, namun mimpi itu amat besar dan harapan semoga impiannya
senantiasa mendapat ridho dari yang kuasa. Amiin.
0 Komentar:
Post a Comment