Thursday, November 1, 2012

AKU DAN FLP- Mimpi Besar

Berawal dari sebuah coretan tak berarti dari seorang anak berumur 10 tahun. Tak ada yang berarti dalam tulisannya, hanya sebatas untaian kata tak bermakna. Ia gambarkan apa yang ia lihat, ia ukirkan apa yang ia rasakan. Hingga ketika ia berumur 15 tahun, setumpuk buku sebagai  cerita perjalanan hidup, menjadi koleksi indah di rak bukunya. Ia ialah sebuah bintang yang memiliki mimpi, mimpi menjadi seorang penoreh sejarah, atau sekedar inspirator cerita penuh makna, hingga siapa yang masuk dalam lembah mimpinya, mampu berimajinasi dalam dunia khayalan. Bukan sekedar khayalan kosong. Namun sebuah khayalan yang juga mampu membawa  mereka menggapai sebuah keinginan besar.
Namun segalanya seakan hilang, kala ia telah disibukkan oleh berbagai ujian hidup, ujian ketabahan, ujian keimanan. Selama 2 tahun ia menjadi sebuah boneka, yang dipermainkan oleh berbagai tuntutan, persaingan untuk menjadi yang terbaik dalam dunia eksak. Hingga akhirnya ia mampu kembali membuka album mimpinya sebagai pengukir cerita.
Dan kini ia bangkit untuk kembali menemukan seberkas cahaya bintang yang sempat meredup, terpaut pada kefanaan semata bukanlah akhir yang baik baginya. Kini ia telah memulai dalam perjalanan panjang. Sebuah perjalanan yang penuh liku dan duri. Ia memilih untuk berkumpul dengan para pengukir cerita yang lain. Di mana mimpi-mimpi itu akan semakin tumbuh berkembang, terbingkis ayu pada paket kemenangan sejati.
Sempat ia berfikir, bahwa ia akan gagal. Banyak pasukan lebih lihai di luar sana. Di mana mereka tak akan membiarkannya untuk menggapai puncak cahaya mimpinya. Menghalangi ia untuk menemukan permata yang pernah hilang.
Langkahnya semakin pasti hari itu, hanya berbekal kekuatan tekad. Bersama beberapa rekan penoreh mimpi. Jalan yang ia tempuh, seakan menjadi simfoni pengiring petualangannya. Berbagai lukisan alam di sekitar, seakan menciptakan sebuah melodi yang harmoni. Sungguh sebuah suasana yang didambakan. Tenang, damai, dan sejuk. Ia telah sampai di tempat tujuan. Sebuah bangunan yang tak begitu besar, di samping berdiri sebuah mushola mini, dan di hias beberapa gubuk gantung tanpa dinding. Orang sering menyebutnya sebagai sayung.
Satu hari satu malam, takkan pernah ia lupakan. Bersama mereka sesama pemimpi, menggapai ilmu yang sekian lama ia nantikan. Satu tahun yang lalu ia gagal di acara yang sama karena sebuah tuntutan besar yang harus ia selesaikan, akhirnya tahun ini ia mendapat kesempatan yang ditunggu-tunggu. Ia pernah berfikir, akankah ini semua mimpi? Namun ia segera sadar, bahwa ini adalah sebuah kenyataan di mana ia berada di sebuah wadah tempat impian-impian para pembuat cerita mengespresikan kemampuannya.
Meski lukisan dari sebuah pena tak berhenti semalaman karena tugas yang diemban, namun semangat mereka tak pupus untuk senantiasa masuk dalam imajinasi. Terbang untuk menangkap sebuah ilusi, dalam genggaman para calon inspirator umat.
Inilah wadah sesungguhnya bagi mereka. Awal perjalanan panjang para pembangun peradaban bumi Tuhan. Sebuah wadah yang mampu mengantarkan mereka menjemput impian. Inilah FLP (Forum Lingkar Pena). Sebuah forum sebagai wadah pembangunan dan pencipta agent of change peradaban.
Dan kini ia kembali bangkit untuk menggapai mimpi besar “sebagai inspirator umat”, yang terukir dalam sebuah goresan tinta sang penulis. 


BIOGRAFI
Patiya Azzahra...nama pena dari Fatikhah Mei Asmi, seorang mahasiswi semester 4 di Fakultas Ilmu Keperawatan Unissula. Ia lahir di lereng gunung sindoro, tepatnya di Kabupaten Wonosobo. Lahir sebagai anak pertama dari 2 bersaudara. Dalam  setiap langkah menggapai sebuah mimpi panjang, memiliki mimpi untuk masuk perkumpulan para inspirator lain, di mana aspek yang dilihat bukan hanya segi duniawi, namun juga segi ukhrowi. Ia terinspirasi dari seorang saudara sepupu yang memiliki mimpi yang sama. Di matanya kini, saudaranya itu adalah sosok luar biasa. Ia mendapat informasi berharga tentang FLP dari saudaranya itu, karena saudaranya adalah salah satu pengurus aktif di sana. Terakhir yang ingin ia sampaikan adalah terima kasih untuk semua pihak yang menginspirasi. Meski ia belum bisa menghasilkan sebuah karya besar yang bermakna, namun mimpi itu amat besar dan harapan semoga impiannya senantiasa mendapat ridho dari yang kuasa. Amiin.

0 Komentar:

Post a Comment