Friday, November 2, 2012

LOKASI SYUTING : MALIOBORO, BENTENG VAN DER BERG


Bunda Nay

Pagi ini adalah jadwal syuting hari pertama Noe dan teman-teman dengan lokasi di sepanjang jalan Malioboro. Rencananya mereka mulai take gambar jam 8 pagi sampai malam. Semua sudah dipersiapkan dengan matang oleh crew dan selanjutnya tinggal menunggu kebaikan sang mentari apakah mau berpihak pada mereka. Karena pasti syuting akan batal bila cuaca tak lagi bersahabat.
Mereka mulai dari area banteng van der berg di sebelah selatan. Noe memimpin doa sebelum mereka memulai aktifitas syuting.
“Oke teman-teman, kita berdoa dulu semoga syuting kita hari ini diberi kelancaran dan tidak ada kendala apapun sampai selesai, berdoa mulai….”
Noe dan teman-teman membentuk lingkaran kecil, menundukkan kepala sejenak berdoa memohon kelancaran nuntuk semuanya.
“Berdoa selesai…. Oke, semua ambil posisi dan kerjakan tugas masing-masing….hari ini kita ketambahan personel 5, kemarin ada anak-anak semester tiga yang mau bantu-bantu crew. So, ini berita bagus buat kita karena tim kita semakin banyak. Mereka akan bantu kita sampe sore….”
Noe kemudian mengenalkan nama-nama anak semester tiga yang siap bantu mereka.
Setelah semua siap pada posisi masing-masing, Icha menyerahkan story board ke Abee. Si Wiro seagai pencatat adegan mnuliskan nomor take
“ Oke….semua siap, take satu…..action….”
Teriak Icha sang sutradara. Mereka akan mengambil gambar Benteng Van der berg dan suasana lalu lalang di jalan Malioboro. Noe Nampak amat serius dengan pekerjaannya, dan Alhamdulillah cuaca sangat bagus hari ini sehingga mereka tak harus take berulang-ulang.
Waktu break syuting dan Noe masih dengan kameranya , tiba-tiba ada sepasang cowok-cewek berseragam SMU lewat dekat lokasi syuting. Mereka tertawa cekikikan, bahkan dengan entengnya mereka berpelukan dan tanpa malu-malu terjadilah adegan ciuman. Fuih…. Semua terekam dalam kamera Noe. Noe kegirangan mendapat gambar langka dan benar-benar natural sampai berteriak “Keren…..”
Merasa penasaran yang lain langsung mendekat ke Noe.
“ Apa Noe….”
Abee penasaran
[“Nih lihat…. Keren banget…. Natural…. Diluar script. Ini bener –bener yang namanya gambar mahal “
Noe begitu semangat. Icha marah marah.
“Noe… kamu nggak boleh seenaknya gitu dong…. Ini diluar script, kamu lihat kan itu nggak ada di story board….”
“ Ya ampun Cha…. Ini gambar mahal….”
“Nggak bisa…ini kerja tim… jangan seenaknya gitu…”
“Icha cantik…. Ini gambar bener-bener tanpa rekayasa, ini justru akan memperkuat cerita betapa emang udah banyak moral yang bobrok , buktinya tadi ada anak SMU dengan entengnya berciuman di tempat umum…”
“Tapi tetep aja itu di luar script….”
“Tapi…”
“Udah..udah… kalian ini persis Tom and Jerry, ribut.. terus. “ Abee menengahi.
“ Abisnya Noe seenaknya gitu…” Icha membela diri
“Udah…udah… ini kan masih produksi, nanti pas proses editing bisa kita lihat bareng, nah yang ga penting bisa dibuang… gitu aja kok repot…”. Abee mencoba menenangkan Icha.
“Tapi aku tetep nggak setuju gambar itu di pake…”
“Udah Cha… sabar… kalem ….”
Meri menepuk-nepuk pundak Icha.
“Kayaknya kalian emang bener-bener jodoh Cha….. buktinya tiap ketemu berantem mulu…”
Winda ikutan komentar.
“Nggak usah dibahas, basi….!”
*********

Hari terakhir syuting
Sebuah jalan sempit di bawah jembatan

Ini adalah hari paling menegangkan buat Noe n friends karena mereka akan menguntit seorang mahasiswa yang dicurigai sebagai pengedar narkoba di kalangan pelajar dan mahasiswa. Sudah seminggu tim Noe mencari informasi tersebut, dan malam ini ipang yang menyamar menjadi pembeli sabu-sabu.
Tidak mudah awalnya menghubungi boy karena dia sangat lihai dan berhati-hati tidak menerima sembarang permintaan. Diapun menghindari kampus atau tempat umum untuk melakukan transaksi. Ujung gang sempit dibawah jembatan menjadi salah satu tempat favoitnya melakukan transaksi. Maklum, disana banyak komunitas anak jalanan yang sedang nongkrong.
Awalnya ipang menolak permintaan Noe untuk melakukan penyamaran itu walaupun sebenarnya dia sendiri dulu seorang pemakai. Tapi mengingat dia lagi butuh uang karena masih hutang sama Boy dan noe mau membayarnya asal dia bersedia membantu Noe.
“ Noe 30 menit lagi aku nyampai di tempat transaksi …. Kamu dimana?”
Ipang menhubungi Noe.
“ Oke… aku ada di dekat kamu, tenang aja ada banyak kru disana yang juga menyamar. Sudah ada beberapa kamera yang canded… “
“ Tapi bener kan kamu udah hubungi polisi?”
“Kamu tenang aja pang…. Aku udah call polisi, mereka juga lagi menyamar. Kamu tahu… udah 4 bulan polisi nyari Boy tapi dia lolos terus…dia itu licin kayak belut… nah, kebetulan kamu malah ngasih informasi….”
“ bentar-bentar…. Ada sms masuk”
“Oke….’
“Noe… transaksi pindah…. Boy kayaknya curiga deh, dia minta di belakang hotel Ibis…. “
“Aduh gawat nih…. Mana semua kru malam ini dibagi dua lagi… ya udah aku cepet kesana, aku hubungi polisi dulu….”
Noe segera menghubungi Iwel yang juga sedang canded di area sarkem buat nguntit seorang mahasiswi yang ternyata juga nyambi jadi gadis panggilan. Dia minta dijemput pelanggannya disana.
“Wel… ruwet…”
“Kenapa?”
“Boy tiba-tiba minta transaksi di pindah di dekat Ibbis, padahal timku udah siap disini , aku curiga dia udah tahu kalau bakal di jebak”
“Iya ya… dia pinter milih tempat yang gelap, padahal kita ngandalin canded camera. Kalau cahaya kurang mana bagus gambarnya… coba deh kamu minta saran winda atau icha….”
“Oke…”
“Gimana cha… ada ide ? kalau kita tetep canded di tempat gelap semua jadi percuma. Gambar pasti jelek “
“Gini aja, nanti uje sama yang lain tetep canded di beberapa titik, aku sama meri coba minta bantuan penjual gerobak keliling lewat pas transaksi terjadi, nanti aku pura-pura lewat mau ditabrak dan nyorot lampu mobil tepat ke arah transaksi, gimana?”
“ Ide bagus…thanks… sekarang aku sama uje langsung meluncur ke Ibbis, kamu sama meri pake motor biar cepet, hati-hati ya…”
“Sipp”
19.14 Wib, Noe dan teman-teman sampai belakang Ibbis. Mereka langsung menempati posisi masing-masing. Beberapa polisi sudah siap dengan pakaian premannya. Untung Om Noe ada yang jadi serse, sehingga memudahkan semuanya.
19.30 Wib, tampak Ipank ke tempat transaksi, 2 menit kemudian muncul sosok yang bernama Boy. Tampangnya benar-benar modis dan kalem, pasti orang menyangkanya seorang model.
Tampak mereka berbincang ringan, Boy sepertinya tak tahu kalau dibalik baju Ipank sudah dilengkapi alat perekam. Dari seberang Noe canded didalam mobil, dan Disamping penjual angkringan uje juga siap canded.
“Mana hutangmu?”
“Bos… tenang aja, aku minta bedaknya dulu…”
“Enak aja, sebelum hutang kamu bayar jangan harap aku kasih bedaknya…”
“Tapi aku udah butuh banget nih…?”
“Mana dulu uangnya?”
“Bip..bip…bip….’ sebuah mobil menglakson keras karena tiba-tiba ada perempuan lewat mendadak yang tak lain icha. Momon menyorotkan lampu kea rah Boy dan ipank. Tampak mereka memandang ke arah icha dan uje. Kemudian terlihat mengobrol lagi.
“Hei… jalan pakai mata dong mbak…”
“Maaf mas… maaf…”
“Maaf maaf enak aja kalau ngomong”
Icha mengacungkan jempol ke arah momon . Dengan lampu yang tersorot pasti membuat gambar jauh lebih bagus direkam Noe dari seberang dan uje dari samping angkringan.

“Nih, 1 juta hutangku 700.000“
Ipank menyerahkan sejumlah uang ke Boy
“ Oke… Ada uang ada barang… “
“Thanks bos…”
“Kamu nggak ngajak orang lain kan?”
“Nggak, aku sendiri aja… “
Tiba-tiba dari arah utara, “Angkat tangan….”
Tiga orang polisi berpakaian prean menangkap Boy . Tampak Boy terus berusaha berontak walaupun tanganya sudah terborgol, benar saja dia bisa lolos. Dia menginjak kaki seorang polisi keudian mencoba kabur. Terjadilah adegan kejar-kejaran dengan polisi. Noe ikut mengejar Boy dengan terus menenteng kameranya. Sementara Uje coba lari dari arah berlawanan.
Tidak ada 10 menit akhirnya boy tertangkap setelah tubuhnya oleng akibat tembakan yang mengenai kakinya. Polisi terpaksa melepasan satu tembakan ke kaki kanan boy.
“ Pak… saya salah apa …. Kenapa saya ditangkap”
“Sudah bicaranya nanti saja di kantor…”
“Nggak bisa pak… saya harus tahu kesalahan saya….”
“Jangan pura-pura… kami punya banyak bukti bahwa kamu menjadi pengedar narkoba dikalangan pelajar dan mahasiswa”
“Tapi pak… saya ini seorang model… saya orang baik-baik”
“Ikut saja ke kantor…”
Akhirnya boy tertangkap malam itu juga , padaahal sebelumnya tidak pernah terpikir oleh Noe akan bisa bertemu seorang pengedar narkoba kelas kakap kalau bukan karena informasi dari ipank, sahabatnya yang baru pulang dari tempat rehabilitasi akibat ketergantungan obat.
Noe menjabat tangan Ipank dan memeluknya.
“Thanks bro… untuk semuanya”
“Sama-sama…aku senang bisa bantu tugas kuliah kamu, tapi lebih senang lagi karena akhirnya boy tertangkap… kalau nggak, pasti akan banyak lagi remaja dan mahasiswa yang terus tergantung pada barang haram itu…”
“Oke… kita temuin yang lain sekarang”


RUANG EDITING
Kampus heboh mendengar kisah Noe Cs saat syuting. Apalagi sampai menyebabkan pengedar narkoba tertangkap oleh polisi. Nama Noe Cs pun masuk Koran. Polisi mengucapkan terima kasih atas ide kreatif Noe Cs.
Maka merekapun banyak mendapat pujian dari pihak kampus termasuk rector atas apa yang mereka lakukan. Tapi semua belum selesai karena hari ini Noe Cs harus menyelesaikan bagian akhir dari produksi filmnya, waktu mereka tinggal 2 hari lagi dan mereka harus menyerahkan halnya kepanitia festival film indie.
Hampir seharian Noe Cs berada diruang editing di kampusnya. Mereka harus kerja keras demi sebuah film yang menjadi tugas kuliah mereka. Ternyata proses editing justru lebih melelahkan dari proses syuting itu sendiri. Karena mereka harus satu suara untuk sebuah gambar yang akan dipakai.Dan itu ternyata tidak mudah,semua punya penilaian sendiri tentang gambar yang bagus dan tidak.
Terutama Noe dan Icha. Mereka perang habis-habisan untuk memertahankan idealism masing-masing. Ada beberapa adegan yang menurut Noe bagus tapi tidak untuk icha. Icha mati-matian berjuang agar gambar sepasang pelajar SMU yang sedang berciuman dihapus.
Akhirnya setelah mengalami proses editing dan perdebatan yang sangat alot akhirnya gambar yang diributkan itu tidak jadi dipakai. Noe mengalah agar gambar itu dibuang, apa lagi alasnnya kalau bukan demi Icha cantik.Noe tak tega juga melihat muka icha merah padam mempertahankan argument. Tapi kalau boleh jujur sebenarnya Icha tambah cantik kalau lagi marah-marah.
Sorenya film Sisi Lain Jogjakarta selesai diediting dan diserahkan pada panitiia festival film indie yang akan ditayangkan seminggu lagi. Mereka berharap filmnya mendapat apresiasi yang baik dan para juri dan komentator, karena apapun hasilnya mereka sudah berbuat semaksimal mungkin dan itulah hasil kerja tim mereka.

MALAM FESTIFAL FILM INDIE
Suasana kampus malam ini lain dari biasanya, hampir semua mahasiswa broadcasting dan juga para peserta dari kampus-kampus lain berdatangan. Maklum hari ini Festifal Film Indie dimulai. Ada 25 film indie yang akan bertarung untuk mendapatkan penghargaan dari juri . Dan malam ini ada 10 film yang akan diputar, masing-masing berdurasi 10-20 menit.
Noe merapatkan jaketnya untuk mengusir dingin, diatas Abe sedang siaran live bekerjasama dengan beberapa stasiun radio dalam festival film indie. Noe masuk ke markas radio paramuda FM, disana sudah ada beberapa temanya yang menunggu.Tapi matanya mencari-cari seseorang.
“Kok Cuma 7 orang mer…?”
Noe ikutan duduk di sofa.
“Si abee jatah siaran … iwel sama momon udah masuk ke aula, dan icha….Sakit”
Mata Noe membulat mendengar berita meri.
“Sakit… sakit apa?”
“Tadi dia sms minta ijin nggak bisa datang, badanya masuk angin katanya…”
“O… ya udah nunggu apa lagi, kita masuk aula sekarang…”
Noe Cs masuk ke aula kampus yang sudah disulap menjadi bioskop. Banyak sekali mahasiswa yang begitu antusias datang .
Sebentar kemudian seorang Mc memulai acara yang sudah dinanti-nantikan semuanya. Dari 25 film yang ikut tersaring 10 yang akan ditayangkan malam ini.
Dan Film sisi lain Jogjakarta ada dideretan nomor lima. Noe sudah tak sabar melihat film-film itu diputar.
Satu persatu film diputar dan dikupas habis oleh juri dan para komentator, mulai dati penataan ligthing, angle kamera, pengambilan gambar, orrisionalitas ide, narasi, dan juga kualitas suara untuk jenis drama.
Noe harus mengakui semuanya bagus-bagus, ada yang mengangkat candi Borobudur, merapi, drama keluarga, dan kehidupan kalicode.
Tapi banyak gambar yang sudah biasa dilihat oleh mata sehingga kurang memiliki nilai, pun pada film kelompok Ardi. Banyak gambar terlihat jumping, dan pengambilan gambar yang seharusnya lebih indah bila memakai long shot, tapi mereka lebih mengandalkan close up-medium close up sehingga kurang menggambarkan detail seting tempat.
Untuk film satu kedua dan ketiga Noe masih focus , setelah itu noe sibuk memikirkan icha yang kata meri sakit. Ingin rasanya noe datang ketempat icha andai saja bisa. Tapi pasti Ibu Asramanya langsung mengusir Noe mentah-mentah.
Noe tergagap saat iwel menepuk pundaknya dan terdengar suara riuh tepuk tangan penonton.
“Ye….. yes…yes…yes…. Noe… kita masuk tiga besar…”
Iwel berteriak kegirangan, meri , loli, uje dan yang lain langsung bertepuk tangan kegirangan.
“Noe….” Meri berteriak
“Ah ya icha… icha kenapa?”
“Huuuu… icha mulu yang dipikir, kirain dari tadi kamu nonton nggak tahunya ngelamun.”
Iwel bersungut-sungut.
“Sori… sori….kok pada tepuk tangan…”
“Susah ya ngomong sama orang yang lagi jatuh cinta…tuh film kita masuk 3 besar… dan bakal diikutkan di festifal film indie di Jakarta minggu depan..”
Noe melongo nggak percaya, kemudian bertepuk tangan sendiri membuat kanan kirinya menengok kedia. Kontan wajah noe jadi merah karena malu.
Ini memang kabar menggembirakan buat mereka, menurut hasil penjurian film mereka masuk 3 besar dari para juri dan komenn akan diikutkan ke festival film indie di Jakarta minggu depan. Karuan bahagianya Noe dan teman-teman. Ini film pertama mereka tapi berkat semangat dan kerjasama tim, mereka dapat menang.
*************

APA IYA AKU JATUH CINTA ??

Malam begitu dingin saat Noe beringsut mendekati jendela bermaksud menutupnya. Hujan deras disertai angin kencang datang tiba-tiba tanpa pertanda mendung sedikitpun. Noe mengambil sweater hadiah dari mamanya yang tergantung di belakang pintu.Tapi sweater itu tak mampu mengalahkan dinginnya malam. Padahal sekarang bulan April alias musim kemarau, tapi sejak isu global warming ramai dibicarakan cuaca jadi susah diprediksi. Noe menggosok-gosokan kedua telapak tangannya berharap bisa mengusir dinginnya malam, tapi tetap saja dingin serasa menusuk tulang. Noe melirik setumpuk paper yang harus dikerjakannya karena besok jatahnya presentasi mata kuliah teknologi komunikasi. Ahaa... mungkin secangkir wedang jahe panas bisa sedikit menghangatkan tubuhnya. Noe segera turun ke bawah membuat secangkir wedang jahe panas.
Beginilah kalau tinggal sendiri jauh dari ortu, apa-apa harus sendiri. Sebenarnya berulangkali mamanya minta Noe ikut mereka dan kuliah diJakarta, tapi Noe selalu menolak. Noe sendiri tak mengerti kenapa ia enggan meninggalkan Jogja. Ada kekuatan begitu besar yang membuatnya tak ingin meninggalkan Jogja. Dan Noe tak pernah mengerti apa itu.
“Hm... ternyata khasiat jahe panas memang terbukti mujarab”
tubuhnya jadi hangat dan bisa melanjutkan pekerjaannya untuk presentasi besok. Saat Noe mengetik tiba-tiba bayangan wajah Icha berseliweran di matanya. Noe mencoba mengusirnya dan berkonsentrasi lagi mengetik, tapi wajah ayu itu? Wajah yang hampir tak pernah dilihatnya ngobrol ketawa ketiwi dengan teman lelaki seperti pada umumnya. “Ah... kenapa sih wajah itu terus menganggu...?” Noe menghentikan pekerjaannya yang belum kelar. Dihempaskan tubuhnya ke tempat tidur, ditutupnya matanya dengan bantal. Berharap bayangan itu pergi. Tapi semakin kuat banyangan itu datang. Noe terbanyang-bayang, sosok berjilbab lebar yang selalu tertutup rapat tubuhnya. Noe heran, padahal hanya wajah Icha yang kelihatan, itupun minus make up seperti mahasiswi yang lain. Pake lip stik, eye shadow, blass on, bahkan ada yang pake maskara segala. Noe sendiri heran dimana menariknya Icha. Tidak seperti Wina, Iyu, atau Karen yang selalu up to date soal style baju, gaya rambut dan sepatu. Noe bahkan ingat saat pertama kali bertemu dan Noe mengulurkan tangan untuk kenalan tapi Icha menolaknya, hanya salaman ala sunda tanpa bersentuhan sedikitpun. Noe menyedekapkan tangannya, mencoba menganalisa sosok Icha yang terasa aneh dimatanya, justru di jaman yang katanya modern, dimana hedonisme dan konsumtifisme menjadi sifat masyarakat hampir sebagian penduduk bumi ini. Gimana nggak, budaya pop yang diusung dunia barat mampu merubah selera masyarakat Indonesia mulai dari food, fashion, film, fun, free style. Termasuk dirinya yang menjadi korban mode dan iklan televisi.
“ Apa iya aku jatuh cinta dengan gadis aneh itu?” pertanyaan itu terus melintas di otak Noe, semakin dicoba untuk di hilangkan tapi semakin kuat dan terus melintas. Noe berharap perasaan itu hanya ada sesaat seperti saat ia jatuh cinta dengan pacar-pacarnya dulu. Hanya cinta sesaat yang paling lama bertahan tak lebih dari 3 bulan. Maka bila dihitung sejak pertama ia jatuh cinta sudah lebih dari 10 kali dia pacaran. Dan semua hilang tak berbekas, berbagai tipe perempuan mulai dari yang sok selebritis, tomboy, ningrat, penyanyi cafe, anak mami sampai yang sok borju. Tapi rasanya tidak seperti saat ini. Padahal Noe amat jarang komunikasi dengan Icha kecuali soal kuliah atau tugas, mereka pun belum pernah ngobrol berdua. tapi pesonanya mampu menghinoptis Noe.
************

0 Komentar:

Post a Comment