Friday, November 2, 2012

"I just wanna say I Love You"- Part 3



By. Bunda Nay

ILALANG PHOTOGRAPY STUDIO


Noe masih sibuk mengotak atik hasil pemotretan wedding yang baru saja selesai kemarin. Sebagai fotografer muda Noe termasuk salah satu andalan di Ilalang Photograpy, sebuah studio foto khusus wedding, prewedding, yang sudah setengah tahun ini di gelutinya, walaupun sistemnya freelance tapi hasilnya lumayan, Noe bisa bayar kuliah sendiri dan bantu anak-anak asuhnya yang tergabung di Rumah Singgah ANANDA. Disana ada anak-anak jalanan yang kemudian diasuh oleh sebuah komunitas anak-anak muda yang peduli sesama.

Letak Ilalang yang berada di jalan utama Kaliurang dan ditunjang dengan gaya studio unik, membuat Ilalang begitu mudah mendapat pelanggan. Mulai dari pejabat-pejabat, pengusaha, sampai anak walikota pernah mempercayakan foto pre-weddingnya ke sana. Maklum Ilalang di garap oleh fotografer kondang asal Jakarta yang sudah puluhan tahun malang melintang di dunia fotograpy. Merasa sukses di Jakarta, setahun kemudian Ilalang dibuka di Jogja dan Bali.
“ Kamu nggak ada kuliah Noe?” Mas Harry tiba-tiba duduk di sebelahnya.
“Ada sih tapi nanti siang abis aku nyelesein kerjaanku...”
“ Eh ya, kemarin aku ketemu Pak Wardoyo, katanya dia puas banget sama hasil jepretan kamu... malah dia rencana pengen pake Ilalang lagi buat bikin album pas anak pertamanya acara tedak siten”
“Tedak siten apaan bos?”
“Itu tuh... acara pertama kali anak turun tanah sesuai adat Jawa...”
“Ngasih budget berapa?”
“5 juta... pokoknya Pak Wardoyo nggak masalah soal budget, yang penting dia pengin yang terbaik...eh, kayaknya beliau suka banget tuh sama kamu, kali aja kamu bakal dijadiin anak mantu... he..he..”
“ Ih apaan sih... “ Noe tetap tak beranjak dari komputernya.
“Selamat pagi......”
Noe melongo baru aja diomongin, eh Pak Wardoyo sudah ada di depan mata.
Bos Harry langsung berdiri menyalami Pak Wardoyo, dan hei... Beliau tak sendiri ada seorang gadis cantik disampingnya.
“Wah... panjang umur nih... kami baru aja ngomongin Pak Wardoyo eh.... tiba-tiba ada disini... gimana kabarnya Pak? Kerajinan peraknya tambah ramai nih kayaknya...?” Mas Harry tersenyum sambil menjabat tangan Pak Wardoyo erat.
“Alhamdulillah.... kemarin ada turis dari Vietnam tertarik dan pesan dibuatkan kerajinan dari perak berbentuk rumah joglo...lumayan...dia minta dikirim ke Vietnam dalam jumlah besar...eh ya, kenalkan, ini Gendis putri bungsu saya... Gendis, ini Mas Darwis...dan yang duduk itu namanya Noe...dia sepantaran sama kamu lho baru semester tiga...”
“Darwis...”
“Gendis...”
“Noe...”
“Gendis...”
Gendis tampak malu-malu menyalami Noe. Paras Noe memang ganteng, wajahnya bersih tanpa jerawat, dengan alis tebal dan sorot mata tajam membuat Gendis sepertinya kesemsem juga. Mas Darwis menyenggol pundak Noe, yang disenggol cuma nyengir kuda.
“Mas Noe mbok kapan-kapan main ke Kota Gede...lihat-lihat kerajian perak...”
“Oh ya pak... kapan-kapan saya main ke rumah bapak...”
“Soal acara tedak siten gimana? Saya maunya Mas Noe aja yang nggarap.... nih sekalian bisa ngajari Gendis, dia lagi ada tugas kuliah soal fotograpy katanya..”
“Gendis kuliah jurusan apa?” Noe mencoba bertanya, yang ditanya seperti kegirangan.
“Disain komunikasi visual..., em boleh minta ajari Mas Noe..? Gendis terus menatap Noe.
“ Boleh kalau nanti pas ada waktu...”
Setelah ngobrol dan memastikan acara tedak siten Pak Wardoyo dan Gendis permisi pulang.
“Hm... kayaknya Gendis naksir tuh sama kamu Noe..”Mas Harry meledek.
“ Tahu dari mana mas, emang mas Harry dukun?”
“Aku ini kan juga pernah muda bro..dari tatap mata gendis, aku bisa pastikan dia tertarik sama kamu tuh... paling ga ada 1 hari, dia bakal sms nanya ini itu....”
“tapi aku lagi ga minat sama cewek...”
“Ala....lagakmu... kamu kan paling hobi pacaran, eh tapi aku lihat udah 3 bulan lebih kamu njomblo, kenapa? Tumben-tumbenan....” Mas Harry menyelidik
“ Kenapa ya? Ga tahu kenapa, mungkin....karena aku lagi jatuh cinta kali Mas...” ucap Noe serius, sejenak ia berhenti dari kesibukannya.
“ Hei, apa tadi kamu bilang, jatuh cinta? Siapa gadis beruntung itu?”
“Gadis aneh”
“Maksud kamu?”
“Pokoknya makhluk aneh, yang langka dan sulit dimengerti keberadaanya di jaman modern gini Mas...”
“Maksudnya kamu jatuh cinta sama dinosaurus gitu....?”
“Jangan meledek, aku serius... dia benar-benar gadis teraneh yang pernah aku kenal sepanjang sejarah hidupku...”
“Emang seaneh apa sih...”
“Gimana ga aneh mas, di jaman serba bebas kayak gini ada gadis yang ga mau salaman sama cowok katanya bukan mukhrim, ga mau boncengan motor karena takut berduaan itu dosa, kalau bicara sama cowok lebih banyak menunduk nggak ngeliat kayak cewek lain, bajunya kayak karung, dari ujung kaki terbungkus rapat, cuma wajah sama tangan aja yang kelihatan. Trus...boro-boro ngikuti tren sepatu atau mode baju yang lagi booming...bajunya ya itu-itu aja modelnya. Kayak daster yang dipake ibu-ibu....”
“What??...trus gimana bisa kamu jatuh cinta sama orang kayak gitu bro..?”
“Nah, itu dia yang aku juga nggak ngerti, aku sendiri bingung kenapa ini bisa terjadi. Bayangan gadis aneh itu terus ganggu aku tiap malam, aku jadi sering nggak bisa tidur gara-gara mikirin dia Mas...’
“jangan-jangan kamu dipelet tuh...”
“Hus... nggak mungkin, justru dia tuh ilfeel banget sama cowok. Kemana-mana sama temen cewek.”
“Trus apa kelebihannya dong..”
Noe menyandarkan tubuhnya di kursi, menarik nafas panjang sebelum memberi jawaban. Tangannya menyedekap. Mas Harry amat serius menunggu jawaban itu.
“She is smart girl, miss fresh idea, beautiful, so natural, unique, and always energic...and i’m fallin’ love now...”
“Mulai deh gombalnya..”
“Aku serius Mas...”
“So.. kenapa ga nembak aja dia”
“Polisi kali main tembak aja. Aku nggak tahu mas, berulang kali aku coba dekati dia, tapi nggak pernah ada respon. Yang ada justru kami berantem terus setiap kali ketemu...aku makin penasaran.. pokoknya aku nggak akan berhenti sampai dia bilang iya... “
“Sip, aku dukung bro…tapi ngomong-ngomong siapa namanya?”
“Icha”
“Udah pernah ngapel kerumahnya?”
“Boro-boro ngapel mas, baru nyampe di pintu ibu asramanya udah melarang masuk, katanya selain muhrim dilarang masuk apalagi Cuma sendirian….”
“Masa seekstrim itu ?”
“Tuh dia yang aku ngggak habis pikir, dijaman modern gini masih aja aturan kayak gitu..”
“Kalau di kampus?”
“Hm…yang ada aku tuh berantem terus, beda argument.tapi kalau dia nggak berangkat aku jadi kangen sama berantemnya”
“kisah cinta yang aneh…”

ICHA DAN BROADCASTING

Icha berdiri mendekati Umi Ais yang sedang mengaduk adonan tepung, Walaupun terbilang cukup sibuk tapi sebisa mungkin icha tetap menyempatkan diri membantu umi ais menyiapkan masakan untuk anak-anak. Icha senang tinggal disini, semuanya saling menyayangi. Sudah 2 tahun sejak icha tinggal di asrama yang lebih mirip pesantren ini karena banyak sekali kegiatan keagamaan yang mereka terima. Mulai dari tahfidh, murojaan qur’an, bahasa arab, sampai fiqih dan hadist. Ada 15 akhwat yang tinggal di asrama ini, semuanya hasil saringan test karena biaya tinggal dan makan disini gratis asalkan peserta bersedia menjadi pengurus masjid besar Masjid Al Hikmah. Selain ada asrama akhwat ada juga asrama ikhwan yang terpisah 1 kilometer dan lebih dekat dengan masjid. Soal kegiatan, jangan ditanya karena Al Hikmah menjadi salah satu masjid yang punya seabreg kegiatan. Mulai dari kajian umum ahad pagi, kajian akhwat tiap rabu pagi, kajian Islam kontemporer , mabit, studi islam untuk pelajar smu, mentoring, BTQ , outbont, dan perpustakaan. Belum lagi dimasjid ini ada banyak usaha umat, ada conter pulsa, wartel,Lazisma, kopma alias koperasi masjid,dan berdiri juga sekolah Taman kanak-kanak sampai SMP. Maka praktis butuh banyak sekali SDM –SDM yang tangguh dan siap berkhidmat untuk umat.
Hampir semua penghuni asrama adalah mahasiswa dengan latar belakang yang beragam, ada mahasiswa ekonomi, IAIN, psykologi,dan yang paling nyeleneh adalah icha karena kuliah di broadcasting. Sebuah jurusan yang sering menjadi perdebatan di asramanya.
“Tolong tempenya digoreng cha….”
Pinta umi Ais sambil terus mengaduk adonan tepung.
“Gimana kabar kuliahmu ca….? teman kamu masih suka ganggu kamu…?”
Umi Ais membuka percakapan, si anita dan hafsah saling berpandangan.
“Alhamdulillah baik mi… kalau soal Noe masih bisa icha atasi…ya mudah-mudahan dia cepat tobat”
“Sebenarnya itu juga yang menjadi alasan teman-temanmu dan umi kurang setuju kamu kuliah di jurusan itu, terlalu riskan untuk seorang akhwat seperti kamu”
“Tapi niat icha kan mulia mi… dakwah sekarang tidak cukup lewat ceramah di masjid aja, musuh islam sudah semakin canggih mi… mereka terus membuat terobosan baru untuk menhancurkan remaja islam. mulai dari music, fesyen, makanan, tontonan, idola dan masih banyak lagi… dan kita tidak cukup hanya mengutuk atau boikot saja produk musuh Islam. Kalau kita tidak setuju karena banyak sinetron yang mistis dan cabul ya kita harus buat alternative sinetron islam…caranya… kita harus punya ilmunya… satu-satunya cara harus ada orang yang paham dunia broadcasting. Icha berdoa siang malam semoga suatu saat nanti icha bisa membuat radio islam yang tidak kalah dengan radio radio kebanyakan”
“Hm…. Pantas saja abah memberi restu kamu… umi Cuma berharap kamu bisa membawa diri di lingkungan yang seperti itu”
“Tapi tetap saja sebenarnya kami kurang setuju icha kuliah broadcasting mi… teman-temannya itu lho… ih… serem, banyak yang urakan, pake anting, celana bolong, rambut gembal, ah pokonya kalau umi lihat teman-teman icha pasti nggak rela icha disana, kami juga nggak habis pikir kenapa abah ngasih ijin icha di broadcasting…”
Hafsah yang kuliah dia IAIN memberi komentar.
“ Ya… pasti Abah punya banyak pertimbangan kenapa memberi ijin”
“Aku Cuma minta doa kalian biar aku bisa istiqomah dan apa yang menjadi impian terbesarku di bisa terwujud” Icha tersenyum, ia tahu sebenarnya teman-temannya sayang dan takut icha terjerumus ke pergaulan yang kurang pantas. Termasuk kehawatiran umi Ais, seorang wanita yang sudah hampr 20 tahun ini menjadi pengasuh sekaligus ibu di Asrama Akhwat Al-Hikmah.
**************
Usai sholat magrib berjamaah dan membaca Al matsurot bersama, Icha dan teman-teman mulai mengikuti kajian dengan tema Ghazwul fikr ( perang pemikiran) yang di berikan Ust. Amin Al hafid.
Seorang Ustadz yang pernah belajar di timur tengah ini memang menjadi idola Icha, Pembawaannya yang tenang tetapi tegas dalam ceramahnya. Satu hal yang membuat Icha kagum, diusianya yang sudah masuk 60 tapi beliau tetap terlihat segar bugar dan selalu up to date dengan perkembangan islam mancanegara. Pikirannya sejalan dengan icha, bahwa umat islam harus punya ilmu spesialisasi dan konsisten didalamnya, harus ada yang ahli hadist, Al-Qur’an, ekonomi, bisnis,kedokteran, dan teknologi. Semua ilmu akan bermanfaat untuk Islam bila dipelajari dengan niat yang tulus dan penuh komitmen.
“ Hari ini teknologi memegang peranan penting dalam dakwah, bahkan ada yang bilang bahwa siapa yang bisa menguasai teknologi maka dialah yang akan menguasai dunia. Maka sudah saatnya orang islam tidak gaptek, selalu up to date teknologi agar kita bisa selangkah lebih maju dari para musuh Islam”
Ustadz Amin berkata dengan penuh semangat.
“ Mereka tidak akan pernah diam hingga Islam benar-benar hancur, sebauah Hadist menyebutkan bahwa akan datang suatu masa dimana jumlah umat Islam sangat banyak tapi mereka tak lebih seperti buih dilautan, tidak punya kekuatan apa-apa… masa yang dimaksud hadist tersebut bisa saja sekarang. Karena saat ini umat Islam tak berdaya membuat kita begitu banyak tapi hampir tak punya kekuatan apa-apa…dan salah satu penyebabnya karena mereka hanya Islam secara fisik, tapi jiwa dan ruhnya sudah tercemari oleh pemikiran barat. Kita tidak sadar bahwa di belahan bumi sana Musuh Islam sudah siap dengan senjata yang sangat ampuh untuk membuat kita tak berdaya. Jadi… kita perlu waspada bahwa perang pemikiran atau ghazwul fikr itu lebih berbahaya dari pada perang fisik sesungguhnya.
Mendengar ceramah Ustadz Amin, icha serasa mendapat energi luar biasa dan semakin memantapkan langkahnya untuk konsisten berdakwah lewat broadcasting.
***************
GENDIS OH GENDIS

“ Mas Noe…. Kapan main ke kota gede? Aku ada tugas fotografi nih, bisa minta bantuan nggak?”

Sebuah sms masuk, ternyata dari gendis. “Duh Gusti…. Maksud hati kesemsem sama icha, eh kenapa jadi Gendis yang datang.”
Noe mengernyitkan keningnya, hatinya berharap seandainya saja icha yang sms pasti dengan senang hati Noe langsung datang. Tapi sebentar kemudian Noe tersenyum sendiri. “ Mana mungkin icha sms kaya gitu nggak mungkin…”
“ Maaf ya gendis, aku lagi banyak kerjaan…. Mungkin nanti kalau sudah nggak terlalu sibuk ….”
Noe membalas sms Gendis, ternyata prediksi mas Hari benar. Gendis pasti akan sering menghubunginya dalam beberapa hari. Buktinya kemarin dia dua kali nelpon, hari ini banyak smsnya masuk besok apa lagi. Ada saja alas an gendis, mulai dari Tanya tugas fotografi, minta ketemuan, nanya selera music ih… nggak banget.
“Ya… sayang banget, tapi minggu depan bisa kan…aku suka hasil jepretan mas noe… kemarin aku lihat dipameran Benteng Van Der Berg lho…oh ya kalo besok siang aku main ke Ilalang studio boleh kan?”
Ih, Noe jadi bingung sendiri. Nggak nyangka Gendis seagresif itu. Maksa banget pengen ketemuan.
Noe membiarkan tiga sms Gendis. Dia takut dikira memberi harapan ke gadis itu.
“Hallo…. Kok nggak balas smsku sih, mas noe marah ya….?”
“Kalau diam berarti besok aku boleh main ke studio…oke”
Noe bergidik, ilfeel juga ada cewek begitu.Nggak tipe Noe banget. Beda langit bumi dengan karakter Icha. Noe jadi berpikir gimana caranya besok nggak ketemu Gendis, padahal dia besok memang ada pemotretan di studio. Kalau dicuekin kasihan juga, Bapaknya kan salah satu pelanggan setia Ilalang. Tapi kalau ditemui ntar jadi tambah salting.
************
Noe menyiapkan peralatan studio saat mas Hari masuk. Wajahnya sumringah, biasanya kalau kayak gitu pasti abis dapat orderan gede.
“ Seneng banget kayaknya mas, ada apa?”
“He..he… tahu aja, biasa… ada order gede, Pak Wardoyo tuh calon mertuamu ngasih referensi Ilalang ketemennya yang mau nikahin anaknya…15 juta bro…. khusus dokumentasi”
“ Seneng sih seneng tapi nggak pake bilang calon mertua kali…”
“Lho…. Siapa tahu, Kelihatannya Pak Wardoyo memang suka sama kamu….buktinya tadi dia suruhan orang ngirim makanan ke Ilalang. Ada Gudeg, ayam bakar, wuih…. Pokoknya enak… dan katanya buat Mas Noe. He..he….”
Noe jadi manyun, Mas Hari suka banget ngerjain dia.
“ Bapak sama anak sama aja…”
“Maksudnya?”
“ Biar puas sekalian… nanti siang gendis mau kesini….puas? puas?”
“Ha…ha..ha…aku bilang juga apa? Paling gendis bakal nelpon atau sms kamu di
“Pokoknya aku nggak mau ketemu, bilang aja aku banyak kerjaan”
“Lho…. Rejeki kok ditolak, Apa yang kurang coba dari Gendis…. Putih, ayu, rambutnya panjang, jangkung lagi. Apalagi dia anak Pak Wardoyo, pengusaha kerajinan perak yang terkenal di sini. Tak jamin hidupmu pasti enak kalau jadi menantunya”
“Dasar sableng… gila semua….”
“ Daripada pujaamu itu, siapa? Icha… cewek aneh kok dikejar-kejar…”
“ Kalau dapat cewek kayak Gendis, ah itu mah gampang… biasa nggak pake jurus apa-apa udah datang sendiri, tapi kalau icha….itu baru luar biasa”
************

FACEBOOK ICHA

“My God... kenapa susah banget sih sekedar nyari apa yang jadi kesukaan Icha”
Noe mengeluh setelah seharian tak berhasil juga mencari informasi tentang Icha. Si Abee kasihan juga melihat temennya.
“ Memangnya kamu kenapa sih noe?”
“ Besok icha ulang tahun dan aku pengen ngasih kado dia, tapi aku nggak tahu apa kesukaannnya “
“kenapa nggak kamu add aja facebooknya”
“Yes.. that is a good idea, kenapa ga bilang dari kemarin sih” Noe jadi sewot
“Ye sorry bro, kepikirannya juga baru sekarang, lagian kupikir kamu udah punya facebooknya”
“Oke, sekarang aku ambil notebook dulu...”
“ Kamu tahu nama facebooknya nggak ?” Abee nyeletuk
“Iya ya, tapi coba aja deh pake nama lengkapnya”
“Annisa Rahma “
“Ya... not found “
“Coba Icha”
“ga ada juga Bee...”
“Coba tanya Mia, dia kan deket sama Icha”
“Oke aku hubungi Mia”
“Eh tuh Mia lagi jalan”
Abee yang lihat Mia jalan sendiri di deket koridor kampus langsung ditarik aja tanpa permisi, yang punya nama jadi kebingungan.
Akhirnya dari Mia Noe dapat nama facebook Icha, karuan girangnya Noe karena ia berharap dari facebook itu akan dapat banyak informasi tentang Icha si gadis aneh yang sudah buat dia sulit tidur.
**************
Noe manyun di kelas, dia tak bisa konsentrasi mengikuti kuliah karena dia belum berhasil mendapat informasi yang dinginkannya di facebook Icha. Lebih parah Icha nggak mau confirm facebooknya. Waktu coba lihat profilnya lewat account temannya Noe tambah manyun. Tidak ada informasi berarti, bahkan sekedar fotonyapun tak ada kecuali gambar gadis kecil berjilbab tersenyum manis, dan itupun gambar animasi kartun. Rupanya Icha juga jarang online.
Noe gelisah, apalagi setiap kali sosok Icha melintas. Rasanya Noe seperti mumi hidup yang tidak bisa berbuat apa-apa. Perasaan itu benar-benar telah menyiksanya. Tapi sebentar kemudian tiba-tiba Noe tersenyum sendiri, ia ingat nanti malam Noe, Icha dan anak-anak broadcast yang berhasil mendapatkan juara pertama festival film Indie di Jakarta mendapat undangan makan malam dirumah Rektor Pak Dahlan Shihab, mungkin itu saat yang paling tepat Noe mengutarakan semuanya ke Icha. Noe harus menyiapkan kata-kata paling romantis untuk mendapat respon dari Icha.
Setelah malam penganugerahan karena film mereka menjadi juara pertama di festifal film indie di Jakarta. Noe cs memang mendapat undangan resmi makan malam di rumah rektor atas prestasinya mengharumkan nama kampus. Semua bebas pilih menu makanan, minuman dan tertawa merayakan kemenangan mereka. Di beranda rumah beberapa teman sedang ngobrol santai dengan keluarga pak Dahlan. Sama sekali tidak ada jarak antara rektor, dosen dan mahasiswa malam itu. Yang ada adalah kebersamaan yang begitu hangat.
Dan Noe merasa saat itulah waktu paling tepat mengungkapkan perasaannya untuk seorang bidadari tak bersayap tapi mampu membuat hatinya terbang ke awan tinggi. Semalaman Noe menyiapkan hati dan kata-kata untuk Icha. “Hm... semoga bukan awal yang buruk dan semoga sepenggal episode ini tak berujung murung “ Noe meyakinkan hatinya.
Saat Icha duduk di teras dengan Meri, Noe datang dan duduk diantara mereka.
“Maaf Cha….Bisa ngomong sebentar….”. Noe ikutan duduk.
“Soal apa ya ?”
“ Soal em...soal aku..kamu...soal kita berdua?” Duh, Noe tiba-tiba gemeteran. Kata-kata romantis yang sudah disiapkannya sejak tadi malam tiba-tiba hilang begitu saja.
“Soal kita ??” Icha jadi bingung.
“Ya, soal kita... ada sesuatu yang harus aku bilang ke kamu malam ini..”
“Penting ??”
“Banget... please cha...sebentar aja...”
“Oke, sekarang bilang aja...”
“Bisa kita ke taman sebentar? Disini terlalu rame...”
“Maaf kalau berdua aku nggak bisa... “
Ih.... Noe geregetan, masak nembak cewek harus ditempat rame, pakai bawa teman segala. mana romantisnya.
“ Gimana, aku ajak meri ya… “
“Ok”
Sebentar kemudian mereka bertiga meri, Icha dan Noe berada ditaman. Suasana jadi hening seketika, semua sibuk dengan pikiran masing-masing.
“cha…Mungkin ini kedenganran konyol, bodoh atau apalah... terserah kamu mengartikannya. yang jelas aku nggak bisa lagi menyimpannya sendiri, sudah saatnya kamu tahu semuanya... ”
Deg... meri langsung memandang mata Icha, penuh tanda tanya. Icha hanya terdiam tanpa bicara sedikitpun.
“Aku serius cha....”
“Maaf… aku pergi dulu….”. Meri beranjak berdiri tapi di tahan Noe.
“Jangan pergi Mer…. Biar kamu jadi saksi….”
Suasana menjadi tambah hening. Meri menyenggol pundak Icha, dan Icha jadi salah tingkah. Noe menatap Icha tajam seakan ingin berkata betapa ia amat mengaguminya. Noe menarik nafas panjang, mencoba mengumpulkan energi untuk mengungkapkan semua yang dirasakanya selama ini.
“ I just wanna say I love you “
Icha terdiam, matanya menunduk, nggak nyangka Noe bakal senekat itu.
“Mungkin itu cukup mewakili semua yang aku rasakan selama ini…”
Icha masih terdiam, meri jadi garuk-garuk kepala, baru kali ini ada orang nyatain cinta minta pake saksi segala.
“Aku butuh jawabanmu Cha….”
Icha tambah menunduk, mencoba mengumpulkan kekuatan untuk bicara kebenaran, agar Noe tak salah paham dan terus berharap.
“Maaf Noe…. Aku hargai perasaanmu tapi…aku nggak bisa….aku benar-benar nggak bisa….”. Akhirnya Icha bicara.
“Tapi Kenapa Cha….?”
“Sebelumnya aku minta maaf…tapi Ini masalah prinsipku, aku sedang belajar menjadi seorang muslimah yang baik…. Yah… walaupun masih banyak sekali yang harus kuperbaiki….sekali lagi maaf…. Tolong hargai keputusanku…”
Semua terdiam, tiba-tiba saja dunia terasa begitu sepi dan sunyi, ingin rasanya Noe berteriak sekeras-kerasnya. Sueer…. Baru kali ini cintanya ditolak. Padahal baru saja Noe berjanji untuk mengakiri dunia ke-playboy-annya selama ini. Apalagi jika Icha menerima cintanya.
“ Ok… tapi tolong beri aku kesempatan, mungkin kamu perlu waktu untuk memikirkan semuanya, dan kita bisa saling mengenal lebih dekat …. Aku tahu selama ini orang menganggapku playboy, sering gonta ganti pacar… tapi apa salah aku sekarang benar-benar jatuh cinta…apa salah mencoba belajar arti cinta sebenarnya…aku sendiri nggak ingin ini terjadi… tapi semakin kamu membenciku aku semakin merasa tertantang untuk mendapatkan cintamu. Aku tersiksa Cha…. Aku belum pernah kayak gini sebelumnya…. Aku memang punya banyak teman perempuan, tapi rasa ini benar-benar beda… dan aku akan terus berusaha…Karena aku nggak akan pernah berhenti sampai suatu saat kamu bilang iya….”
Icha semakin diam, tak tahu harus bicara apa. Tiba-tiba ia ingat sesuatu, Icha membuka tasnya, tangannya mengambil sesuatu. Sebuah buku kecil bersampul hijau.
“Ini buat kamu… maaf… sebenarnya ingin kuberikan dari kemarin….”
Icha mengulurkan sebuah buku mungil
“Pacaran Dalam Kaca Mata Islam“. Noe membaca dalam hati, apa maksudnya ?
“Aku berharap setelah membaca buku itu kamu tahu tentang perasaanku…jawabanku ada di buku itu….maaf aku permisi kedalam dulu….”
Icha segera menarik lengan Meri yang masih bengong menyaksikan kejadian didepannya malam ini. Meri membayangkan andai saja tadi Noe menyatakan cinta padanya, maka Noe tak perlu waktu lama menunggu jawabannya karena pasti ia langsung mengiyakannya. Tapi tarikan tangan Icha segera membuyarkan lamunannya.
“ Kamu udah nggak waras ya cha…. Masak cowok sekiyut Noe kamu tolak mentah-mentah…kamu nggak takut kualat…”
“Enak aja bilang aku nggak waras, justru aku melakukannya karena aku masih sangat waras…”
“He.,..he… tahu nggak tadi aku sempat membanyangkan kalau yang jadi kamu itu aku…aih… romantisnya…. Ditembak cowok sekeren Noe”
“Idih…sok genit kamu, “
“Tapi bagus juga sih… cowok kayak Noe memang sekali-kali perlu mendapat pelajaran biar nggak nggampangin cewek, selama ini dia merasa bisa mendapatkan apa saja yang dia inginkan….”
“Ye…. Mboten menika maksud kulo jeng….”
“Ha…. Ngomong apa kamu….?”
“Au ah gelap….”
“Ih…. Serius… kamu ngomong apa sih…”
“Artinya, aku nggak bermaksud kayak gitu… aku menolak Noe karena memang nggak ada istilah pacaran dalam kamus hidupku, itu prinsipku “
“Wuih… ngeri juga prinsipnya, trus gimana kamu kenal suami kamu ntar kalau nggak pacaran dulu…”
“Nikah dulu baru pacaran, itu baru oke… udah ah kok malah bahas nikah, tugas kita sekarang tuh belajar, srius kuliah kasihan orang tua kita yang sudah banting tulang nyari uang biar kita bisa kuliah…”
“Iya iya…. Sok tua kamu…”

Dan Akhirnya Noe pun Tahu


Noe tergugu… matanya sembab. Baru kali ini seorang play boy kampus sepertinya menangis. Buku kecil itu benar-benar telah menguras energinya. Sebuah perenungan yang dalam tentang arti pacaran.

Apalagi saat dia baca sebuah ayat yang menerangkan “ Walaa taqrobuz zinaa innahuu kaana faakhisatan wasaa a sabilla……”(dan janganlah kamu mendekati zina, karena sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan jalan yang buruk..). Mendekati zina berarti melakukan aktivitas-aktivitas yang menjurus kepada perbuatan zina.
Zinanya mata adalah memandang yang bukan haknya…
Zinanya tangan adalah memegang yang bukan haknya….
Zinanya kaki adalah melangkah ketempat-tempat yang bukan haknya…
Zinanya telinga adalah mendengarkan hal-hal yang dapat membuatnya berfikir negative…
Zinanya mulut adalah dengan berkata yang tidak baik atau merayu kepada yang bukan muhrimnya….
Dan zinanya hati adalah selalu memikirkan dan membayangkan kepada yang bukan muhrimnya….
Sungguh memegang bara api yang sangat panas adalah lebih baik daripada tangan yang sering memegang perempuan yang bukan haknya .
Noe bergidik…..ngeri…. membayangkan selama ini begitu banyak perempuan yang pernah disentuhnya. Begitu sering dia berduaan dengan yang bukan muhrimnya. Dan matanya begitu sering melihat aurat perempuan yang bukan haknya. Ha….. tiba-tiba Noe menutup mukanya dengan bantal. Dia amat takut kalau tiba-tiba saja malaikat maut datang mengambil nyawanya. Oh No….. Noe merasa tidak siap mati muda.
Buru-buru dicarinya hape dan menelpon Abee sahabat baiknya.
“Bee… kamu tahu nomornya si Ali….”
“Ali… Ali siapa?”
“Itu… anak yang ngurusi kajian masjid di kampus”
“Ali ketua mahasiswa Islam kampus kita…?”
“Iya.. buruan penting banget…”
“ Iya bentar…. Nih.. 081 327 5544 22 emang ada apa bos… tumben-tumbenan…”
“Ah… ceritanya besok aja….”
Klek….. Noe segera menutup hpnya dan memencet normor Ali.
“ Assalamu ’alaikum….”
“Waalaikum salam…. Afwan…Ini siapa ya…?”
“Afwan….? eh Maaf ini Noe… anak broadcast bukan afwan….”
“Eh maaf….ya, bisa Ana bantu….?”
“Ana…. Bukanya nama kamu Ali….?”
“Eh iya… maaf… gimana…. Ada yang bisa saya bantu…?”
“Em…. Aku bisa ga, ketemu kamu besok ?… aku perlu bantuan kamu…”
“ Bisa… jam berapa…. e… atau jam 7 besok pagi ada kajian di masjid kampus, datang aja… nanti kita ketemu disana…”
“Ok… sampe besok… thanks ya bro...assalamu’alaikum…”
“Waalaikum salam “
**********

PENGAKUAN NOE


Tepat jam 6.30 Wib Noe datang ke masjid kampus. Matanya mencari-cari sosok bernama Ali. Dan hei…. Di depan masjid ada sesosok perempuan berjilbab sedang menata sandal bersama teman lainnya. Adegan itu tak disia-siakan Noe, langsung saja diambil kamera dan diambilnya gambar itu, klek…. Oh my God….dan… ternyata Icha.

Tiba-tiba Noe lemes, tangannya kaku, dan bibirnya kelu. melihat ujung jilbab Icha saja noe langsung gemeteran. Dia berusaha menghindar saat tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya dari belakang.
“Hei… yuk masuk… kajiannya udah mau mulai tuh….” Ali tersenyum. Noe jadi gelagapan.
Percaya nggak percaya, baru kali ini Noe masuk masjid kampus. Bahkan dia lupa kapan terakhir sholat. Mungkin waktu Sekolah Dasar, dan setelah itu dia ikut orang tuanya yang tak begitu mengurusi agama ke Jakarta. Semua terserah ke anak-anak.
Noe ikut duduk disebelah Ali. Tema hari ini adalah TAMAN ORANG-ORANG JATUH CINTA DAN MEMENDAM RINDU karya Ibnu Qoyyim Al Jauziah.
Deg… begitu pembawa acara membacakan temanya, Noe langsung merasa kajian itu seakan-akan hanya untuknya, ya hanya untuknya.
“Hua…..hua……”
Noe jadi sentimentil, tahu aja ustadz tentang apa yang dia rasakan saat ini.
“Dalam kitab Raudhah Al Muhibbin Wa Annuzhah Al Musytaqim, dijelaskan bahwa setidaknya ada 12 tanda-tanda orang jatuh cinta…. Diantaranya adalah… sering menyebut namanya, sering memikirkannya, mengingat-ingatnya, mencintai apa-apa yang dicintai kekasihnya… membenci apa-apa yang dibenci oleh kekasihnya… patuh pada apa yang diinginkan oleh kekasihnya… Nah… kalau tanda-tanda itu ada pada diri anda, yakinlah berarti anda sedang jatuh cinta…
Berbahagialah… karena energy terbesar dalam hidup berasal dari cinta…. Cinta mampu membuat si penakut menjadi pemberani… cinta mampu membuat yang lemah menjadi kuat…dan adalah cinta… dia mampu membuat si pemalas menjadi rajin, si garang menjadi si ramah. Tapi berhati-hatilah karena cinta juga mampu membinasakan bagi para pemuja cinta buta.
Lantas kemanakah sesungguhnya muara cinta? Cinta sejati…. Cinta tanpa syarat keduniawian.…dan cinta yang tak pernah mati…Dialah Alloh, Robbul Izzati…pemilik seluruh hati… Maha pembolak-balik hati….”
Noe merenung, tak menyangka ada kajian yang membahas begituan. Selama ini tahunya belajar Islam itu ya ngaji dan sholat. Uh… bikin bête…. Nah baru hari ini dia tahu Islam juga bahas tentang jatuh cinta dan rindu. Begitu kajian selesai dan semua mahasiswa meninggalkan masjid untuk aktivitas yang lain tinggalah Noe dan Ali berdua. Mereka memulai pembicaraan, dibiarkannya Noe menceritakan semua masalahnya kepada Ali tanpa menyela sedikitpun.
Noe menarik nafas dalam-dalam sebelum memulai semuanya, dia berharap mendapat pencerahan dan juga solusi setelah menceitakan semuanya.
“Aku sedang jatuh cinta….”
Ucap Noe lirih, bahkan lebih mirip bisikan. Kemudian ia melanjutkan ceritanya.
“Namanya Icha…. Kamu pasti mengenalnya.. dia aktif di masjid ini juga… sebelumnya aku biasa pacaran, bahkan gonta ganti pacar… tapi begitu aku kenal Icha…. Sosoknya benar-benar telah menutup seluruh ruang hatiku dan tak menyisakan sedikitpun untuk yang lainnya… aku kalah…. Aku menyerah…. Aku tak bisa melawan perasaan itu…. Aku ungkapkan semua ke Icha… dan dia benar-benar menolakku… hanya buku ini yang dia berikan setelah penolakan itu. “
Noe menyerahkan buku kecil dari Icha ke Ali. Ali tersenyum..”Pacaran dalam Kacamata Islam”. Hm… dia tahu betul isi buku tersebut. Pantas Noe shock berat.
“Apa aku salah jatuh cinta pada Icha…?” Noe benar-benar menangis.
Lagi-lagi Ali tersenyum, disentuhnya pundak Noe.
“ Akhi… eh… maksudku… Noe……kamu nggak salah….jatuh cinta itu fitrah…. Bahkan tidak dikatakan normal orang yang tidak pernah merasakan jatuh cinta…. Tapi….. sebagai orang Islam semua ada aturannya… ada tempatnya… dan Islam ingin menempatkan cinta sesuai porsinya…. Karena cinta itu butuh ekspresi… dan cinta sesungguhnya hanya bisa diekspresikan dalam sebuah perkawinan….
Cinta yang halal…. Yang bisa menentramkan hati, menjaga pandangan, dan dapat menyempurnakan separuh agamanya. Tapi Alloh mengingatkan bagi orang yang belum mampu menikah, hendaklah dia berpuasa. Kenapa…. Karena dengan berpuasa bisa menekan tubuh, dan pikiran yang sedang bergejolak… atau melakukan aktivitas-aktivitas positif seperti olah raga, organisasi, atau melakukan hobi positif yang bisa mengalihkan otak untuk tidak melulu memikirkan tentang lawan jenis.
Memang… tidak ada istilah pacaran dalam kacamata Islam… tapi Islam punya jalan yaitu taaruf…. Kalau memang hati sudah mantap, ilmu, financial, dan calon sudah ada lebih baik segera melamarnya… kemudian menikah…dengan begitu cinta menjadi halal. Islam melarang pacaran karena banyak sekali aktivitas dalam pacaran bisa mendekati zina… mulai dari pegangan tangan, berpelukan, memandang dengan nafsu, dan bahkan ada yang sampai kebablasan melakukan free sex sebelum menikah… apa yang dilakukan Icha itu semata-mata karena dia ingin menjadi wanita yang taat pada syariat Alloh ….dia ingin cinta yang halal…bukan dengan pacaran….. “
Ali berkata panjang lebar, tak terasa mata Noe basah oleh butiran bening yang keluar dari matanya. Mengingat semua kebodohan-kebodohannya selama ini.
“Apa Islam juga melarang kita mengagumi seseorang….?”
“Tidak…. Asalkan sebatas mengagumi, tidak mengkultuskan apalagi sampai menghabiskan seluruh energi kita untuk memikirkan orang yang kita kagumi. Mengagumi tokoh idola misalnya… itu bagus bila yang diidolakan memiliki aklak yang bagus dan bisa membuat kita meniru kebaikan-kebaikannya. Tapi kalo mengagumi seseorang kemudian membuat kita jauh dari Alloh, itu yang dilarang.
“ Aku ingin bersyahadat….”
Ucap Noe lirih, Ali heran bukannya Noe seorang muslim.
“Bukannya kamu muslim….”
“ Ya….aku emang muslim, tapi mungkin lebih tepatnya Islam KTP. aku bahkan lupa kapan terakhir kali aku sholat… benar-benar memalukan….”
“Tidak ada kata terlambat untuk sebuah kebaikan… Alloh selalu membuka pintu maafnya lebar-lebar bagi siapapun yang ingin melakukan perubahan…. Termasuk kamu….”
“Terima kasih….”
“ Kita ini saudara seiman… sudah kewajibanku membantu sesama muslim….”
Akhirnya mereka berpelukan, berikrar menjadi saudara seiman..
**********

Setelah Hari Itu


Suasana Radio Paramuda FM lain dari hari-hari sebelumnya. Sudah hampir seminggu Noe menghilang dari peredaran. Padahal biasanya dia paling hobi nongkrong di Markas Radio. Ternyata Noe sedang menyendiri, beberapa kali Abee mendapati Noe sedang di masjid duduk termenung. Kontan berita itu membuat geger. Noe jadi anak masjid.

Minggu pagi, saat Icha abis siaran tiba-tiba ada amplop putih di meja kerjanya. Dengan penasaran Icha membuka sebuah surat dengan tulisan tangan yang sangat rapi.
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Teriring Tahmid dan Sholawat, semoga hari ini Alloh melimpahkan segala nikmat kesehatan dan nikmat iman kepada kita semua.Amin….
Icha….
Ah... aku tak tahu bagaimana memulainya. Teramat panjang dan rumit. Seperti segi empat yang telah berubah menjadi bujursangkar, lalu aku harus membukanya lagi menjadi lingkaran. Aku hanya bisa berkata, maafkan atas semua kebodohan yang aku lakukan selama ini. Orang bodoh ini hanya berharap semoga pintu maaf itu masih terbuka, walaupun terlambat dan mungkin amat memalukan.
Terimakasih atas buku kecilnya…. Sebuah buku yang sungguh menguras semua energi otakku, tapi mampu membuat perenungan yang dalam, aku tahu mungkin ini terlambat, tapi aku berharap Alloh memaafkanku.
Terima kasih pernah banyak memberi inspirasi dalam hari-hariku….
Wassalamu ‘alaikum….
Dari Noe
Yang telah kembali

Icha melipat surat itu.Tangannya bergetar, matanya berkaca-kaca. Antara percaya dan tidak, Sebuah senyum di bibir Icha. Satu episode telah berakhir…. Meskipun Icha tahu akan ada episode-episode lain dalam hidupnya. Begitu siaran selesai icha mengemas barangnya, ia ada peliputan di daerah Bantul. Waktu ia ingin masuk lift, sebuah sosok menghalanginya.

“Assalamu’alaikum…..”
“hei…. Waalaikum salam….”
“Aku pengin balikin buku …makasih.”
Noe menyerahkan sebuah buku ke Icha. Tiba-tiba saja Icha merasa grogi didepanNoe.
“Em… sama-sama… “
Icha tersenyum lalu berlalu dari hadapan Noe, sementara Noe masih berdiri memaku didepan lift. Tapi sebentar kemudian senyumnya mengembang sebelum tubuhnya hilang tertutup pintu lift.

Suatu Sore Di Magelang


Sebuah sms membuat jantung Icha hampir saja berhenti. Dibaca lagi olehnya untuk memastikan isinya.

“Nduk…. Koe muliho saiki…. Bapak kritis ….”Itu bahasa Ibunya. Mungkin ibu minta tolong lek karti untuk sms karena itu dari nomor lek karti.
Sebenarnya Icha harus siaran pagi ini, ada acara baru di radionya, Tangga nasyid terbaru. Dia bersyukur sejak kepengurusannya icha berhasil menambah porsi untuk acara Islam. Ada nada dan dakwah, Tanya ustadz, dan tangga nasyid terbaru yang pendengarnya nggak kalah dengan acara lain.
Tapi, isi sms itu pasti lebih penting karena Bapaknya kritis.Icha menarik nafas panjang, berharap Abee cepat datang karena dia harus ijin dulu. Icha panik karena Hape Abee nggak bisa dihubungi.
“ Ya Alloh tolong… aku harus pulang tapi belum ada satupun orang datang kecuali mang uding yang lagi bersih-bersih”
“Assalamu’alaikum…. Pagi Non…”
Tiba-tiba Abee masuk
“Waalaikum salam…. Alhamdulillah, bee… kali ini aku minta tolong cariin orang buat gantiin aku siaran….please….”
“Memangnya kamu kenapa, sakit? Wajah kamu pucat banget…”
“Bapakku kritis, dan aku harus pulang sekarang juga, tapi aku nggak mungkin ninggalin tugasku sebelum ada penggantinya”
“Ya Alloh…. Trus… sekarang dirawat dimana? “
“Aku nggak tahu karena aku coba hubungi nomor bulekku tapi nggak bisa… aku jadi lemes, gimana bee…?”
“Beentar ya...aku hubungi alif buat gantiin kamu siaran. Aku sama meri biar antar kamu…. Kebetulan aku bawa mobil, oke ? kamu siap-siap dibawah, biar aku urus alif dulu…”
“Makasih ya bee….”
“Udah buruan kebawah…”
Icha langsung kebawah mencari sosok bernama meri.
Sebentar kemudian Abee sudah menyusul ke bawah dan segera masuk ke mobil.Tapi mobil nggak mau jalan, waktu di cek ternyata abee lupa ngisi bahan bakar. Abee jadi ikut-ikutan panik.
“Gimana dong bee…kasihan icha sampai lemes gini”
Meri mencoba menenangkan icha yang lemas karena panik.
“ Gimana ya, nggak biasanya aku sampai lupa ngisi bbm gini..”
“Aku naik bus aja bee….”
“Jangan-jangan nanti kelamaan, eh tuh lihat… ada Noe bawa mobil”
“Apa…?” Icha melongo.
“Udah…. Darurat simpan dulu marahannya”
Abee melambaikan tangan mendekat kea mobil Noe yang mau di parkir dihalaman kampus.
“Ikut kita yuk bro…”
“Kemana? “
“Bapak Icha kritis, icha mau pulang tapi wajahnya pucat gitu…. Kasihan kalau harus naik bus”
“Oh…. “
“Kok Cuma oh…”
“E… anu… ya udah ayo buruan…”
Akhirnya icha, meri, winda, abee pergi pakai mobil Noe.
“Kearah mana nih?”
“Ke Magelang …” Meri sambil terus memeluk icha.
“ Hm… kunjungan perdana ke camer nih…” ucap Abee lirih takut icha dengar.
Noe Cuma mendelik, seraya mengacungkan tinju . Abee jadi cengar cengir.
Akhirnya setelah menempuh perjalanan hampir satu jam, mereka sampai juga ke rumah Icha. Tampak beberapa orang berkumpul didepan rumah, dan hei…. Ada beberapa mobil terparkir di depan rumah icha.
Tak sabar icha langsung keluar dari mobil dan berlari masuk ke rumah.
“ Bapak … bapak gerah nopo bulek…?”
“Sabar yo nduk…”
Bulek karti memeluk icha erat.
“Bapak kecelakaan nduk… balik seko pasar ditabrak motor bocah ugal-ugalan, “
“ ya Alloh… teros sakniki ten pundi?”
“ Bapak wes muleh nduk…. Sabar yo… diiklaske…”
“ Bapak…..” Icha berkaca-kaca, Abee, meri, winda dan Noe ikut terharu melihat Icha menangis.
Tak berselang lama suara sirine terdengar keras, sebuah mobil ambulan berhenti didepan rumah icha. Rupanya Bapak icha kecelakaan dan langsung meninggal di tempat kejadian.
Tak kuat melihat jenasah Bapaknya, tubuh icha lemas dan kemudian tak sadarkan diri.
Noe mencoba menghubungi ibu asrama icha di jogja untuk memberi kabar, dia yakin pasti tadi icha belum sempat minta ijin pulang dan mengabari soal Bapaknya.
“ Assalamu’alaikum…”
“Waalakum salam… dengan asrama putri al-Hikmah ada yang bisa dibantu?”
“Maaf saya noe teman Icha, saya mau mengabari berita duka, Bapak Icha meninggal dunia pagi ini karena kecelakaan “
“Apa… ini noe teman icha yang suka jail itu tho…? Jangan sembarangan ya…. Icha itu baik-baik saja… wong tadi pagi pamit kuliah sama umi Ais…kamu jadi anak jangan sembarangan….” Suara diseberang marah-marah.
“Maaf saya serius…. “
“Jadi icha meningggal…??”
“Bukan icha….tapi bapaknya mbak….”
“Awas ya kalau bohong…”
‘Mbak saya nggak bohong, sekarang saya dan teman-teman sedang di rumah icha….”
“sekarang ichanya ada? Bisa ngoong sama dia?”
“ Icha tadi pinsan begitu melihat jenasah bapaknya dibawa kerumah…”
“Kalau gitu saya tak ngabari Umi Ais dan Abah… trimakasih informasinya sebentar lagi kami kesana…”


AKU HARUS PERGI


Noe berdiri di dekat jendela kamar , membiarkan angin malam masuk kekamarnya. Noe menengadah, matanya menatap langit yang dipenuhi oleh bintang. Malam ini langit cerah sekali, terasa indah…. tapi tak seindah perasaan yang terus berkecamuk didadanya.

Noe merasa harus segera mengakiri semuanya, sekuat tenaga dia mencoba melupakan Icha tapi sekuat itu pula bayangan icha terus menerornya. Padahal sudah hampir sebulan ini Noe menghindari interaksi dengan Icha, bahkan tidak berkomunikasi sama sekali , apalagi memang Noe lebih banyak menghabiskan waktu dengan Ali dan komunitas barunya yang mampu memberinya pencerahan dan semangat untuk berubah.
Noe mulai asyik belajar membaca Al-qur’an, dan mengikuti kajian Islam dikampusnya. Sedikit demi sedikit penampilannya berubah, tak ada lagi jeans belel yang bolong atau baju yang sembarangan. Dia pun mulai bisa menjaga jarak dengan teman-teman perempuan dan tak lagi bersentuhan seperti dulu.
“ Mungkin aku harus pergi cha….ya, aku harus pergi sejauh mungkin dari kamu. Dan tak pernah melihatmu lagi…”
Noe bicara dengan hatinya, meminta pendapat pada hatinya yang paling jujur, dan hatinya mengatakan dia harus pergi.
“Maafkan aku cha…. Aku tak ingin semua ini terjadi, tapi aku tak pernah kuasa menahan perasaan itu, dan akupun tak ingin kamu juga merasa bersalah atas semua ini, aku akan pergi dari sini….”
Noe memejamkan mata, menarik nafas dalam-dalam. Berharap semua akan baik-baik saja. Besok dia akan mengajukan surat pindah kuliah, tekatnyah sudah bulat. Noe sebaiknya pindah ke Jakarta mengikuti orang tuanya yang tinggal disana.
Mungkin dengan kuliah diJakarta lama-lama dia bisa melupakan sosok icha. Dan berharap bisa melewati semuanya.
“ Besok aku kejakarta Bee….”
Noe menghubungi Abee
“Ada acara apa?”
“Aku putuskan untuk pulang kejakarta, kuliah disana...”
“Memangnya kenapa? Ada masalah?”
“Mungkin kamu akan menganggapku kalah oleh keadaan, atau bahkaan pengecut. Whatever… semoga ini menjadi keputusan terbaik untuk aku dan icha”
“ Memangnya ??”
Abee menggantung kalimatnya.
“Kalau aku tetap disini, aku nggak mungkin bisa melupakan icha, dan semua menjadi terganggu. Ibarat penyakit, sakitku ini sudah kronis bee…dan aku butuh terapi secepatnya. Sekarang atau tidak sama sekali...”
“Memangnya kamu bisa jamin dengan pergi keJakarta kamu bisa melupakan semuanya?”
“Entahlah… tapi setidaknya aku tak lagi melihat fisiknya….”
“Baru kali ini ada kisah cinta yang aneh gini… kenapa nggak melamarnya sekalian? Dia kan anti pacaran. Ya udah ajak nikah aja…”
“ Kamu gila, icha masih semester 4, dan aku tahu pasti banyak yang tidak setuju. Lagian dia pasti menolakku mentah-mentah”
“Memangnya ada larangan nikah masih kuliah?”
“Tapi perjalanan hidupku masih panjang, banyak yang belum aku capai. Dan nikah bukan satu-satunya solusi, udah... yang penting kamu doakan aku bisa survive di Jakarta. Maaf aku nggak bisa pamit satu-satu sama teman-teman, titip salam ya… besok paling aku ke kampus ngurus kepindahanku ….makasaih ya sudah jadi sahabatku. Aku nitip tolong urusi radio kampus….oke, assalamu’alaikum…”
“Waalaikum salam”

PARAMUDA FM TANPA NOE


“ Nggak ada Noe sepi ya…?”

Abee bicara sambil matanya tak henti-henti mengamati foto karya Noe yang terpasang didinding Radio kampus. Iwel menghentikan pekerjaannya.
“ Yoi bro… setuju banget, nggak ada Noe nggak rame. Tapi aku yakin kalau kekuatan cintanya ke icha itu besar banget. Dan aku yakin banget entah kapan mereka pasti bisa bersatu….”
“ Sok tau kamu, justru dia ke jakarta biar bisa melupakan icha…”
“Percuma bee, mo ngumpet ke ujung dunia sekalipun, yang namanya cinta tetep aja cinta. Nggak bakal hilang gitu aja, kecuali…”
“Kecuali apa ?”
“Kecuali kalau ada orang yang bisa bikin dia jatuh cinta lagi..”
“Susah… aku kenal siapa noe. Dulu sih iya dia playboy, dimana aja gampang banget cinlok. Tapi sejak kenal sama icha semua berubah 180 derajat, apalagi sekarang dia lagi semangat semangatnya belajar islam”
“Sayang kita nggak bisa berbuat apa-apa, tapi bee… kita harus berbuat sesuatu, biar anak-anak semangat lagi..”
“ oke… aku setuju “
Entahlah, kehadiran noe ternyata sebuah energi tersendiri buat anak-anak broadcast club, terutama buat Paramuda FM. Tangan dinginya mampu membuat gambar biasa menjadi bermakna, atau program acara yang terasa garing menjadi terasa lebih hidup karena sentuhan tangannya. Tak berlebihan rasanya bila banyak yang merasa kehilangan sosok Noe.

0 Komentar:

Post a Comment